Sukses

Jasa Marga Perpanjang Contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperpanjang rekayasa lalu lintas lawan arah (contraflow) di jalan tol Jakarta Cikampek mulai KM 29.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperpanjang rekayasa lalu lintas lawan arah (contraflow) di jalan tol Jakarta Cikampek, arah Cikampek mulai dari kilometer (KM) 29 atau KM 29.

AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru‎ mengatakan, untuk mencairkan kepadatan di Jalan Tol Jakarta Cikampek arah Cikampek, terhitung sejak pukul 10.35 WIB, contraflow diperpanjang mulai dari Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama yang terletak di KM 29 Jalan Tol Jakarta Cikampek arah Cikampek hingga Km 47.‎ Sebelumnya diberlakukan dari KM 35.

"Jasa Marga atas diskresi dan kerja sama dengan pihak Kepolisian telah memberlakukan rekayasa lalu lintas contraflow dari KM 35 hingga KM 47 pada pukul 10.05 WIB," kata Dwimawan, di Jakarta, Sabtu (23/12/2017).

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyebutkan, beberapa titik yang menjadi sumber penyumbatan arus lalulintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, hasil pemantauan dari arah Jakarta hingga Gerbang Tol Cikarang Utama Jumat sore 22 Desember 2017 terlihat volume kendaraan yang ramai lancar. Ada sedikit hambatan di KM 24 A. Namun itu dalam rangka memindahkan barrier yang menggunakan bahu jalan.

"Memang masih ada kendaraan angkutan barang, namun muatannya sembako dan BBM karena saya lihat teman-teman kepolisian sudah melakukan penghentian kendaraan barang selain Sembako dan BBM. Jadi saya lihat kendaraan barang ini sudah sangat berkurang dan kita harapkan kelancaran arus lalu lintas bisa terjaga," kata Budi.

Budi menambahkan, kepadatan kendaraan juga disebabkan oleh penyempitan ruas jalan, di KM 37 yang terletak di tengah jalur sehingga ada pengurangan lajur dari 4 lajur menjadi 3 lajur.

"Kita tahu bahwa sedang ada pekerjaan Jalan Tol Elevated. Itu ada penyempitan sehingga terjadi bottle neck," ujar dia.

Kementerian Perhubungan pun terus berkoordinasi dengan PT Jasa Marga (Persero) dan Kepolisian Republik Indonesia mengantisipasi peningkatan volume kendaraan arus mudik Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Titik Kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, beberapa titik yang menjadi sumber penyumbatan arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, mengatakan, hasil pemantauan dari arah Jakarta hingga Gerbang Tol Cikarang Utama pada Jumat sore, 22 Desember 2017, terlihat volume kendaraan ramai lancar. Ada sedikit hambatan di KM 24A, tapi itu dalam rangka memindahkan barrier yang menggunakan bahu jalan.

"Memang masih ada kendaraan angkutan barang, namun muatannya sembako dan BBM karena saya lihat teman-teman kepolisian sudah melakukan penghentian kendaraan barang selain Sembako dan BBM. Jadi saya lihat kendaraan barang ini sudah sangat berkurang dan kita harapkan kelancaran arus lalu lintas bisa terjaga," kata Budi, di Jakarta, Sabtu 23 Desember 2017.

Budi menambahkan, kepadatan kendaraan juga disebabkan penyempitan ruas jalan, di KM 37 yang terletak di tengah jalur sehingga ada pengurangan lajur dari 4 lajur menjadi 3 lajur.

"Kita tahu bahwa sedang ada pekerjaan Jalan Tol Elevated. Itu ada penyempitan sehingga terjadi bottle neck," ujar dia.

Kementerian Perhubungan terus berkoordinasi dengan PT Jasa Marga (Persero) dan Kepolisian Republik Indonesia mengantisipasi peningkatan volume kendaraan arus mudik Natal 2017 dan tahun baru 2018.

Contraflow akan diterapkan jika terjadi lonjakan volume kendaraan di jalan tol Jakarta-Cikampek, mulai dari KM 29 Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama hingga KM 50.

Ada beberapa skenario selain contraflow yang sudah siapkan, antara lain mengeluarkan kendaraan di lokasi yang macet ke jalan arteri, lalu masuk lagi di pintu berikutnya atau malah akan kita tutup sejak dari Jakarta jika kendaraan sudah penuh di tol.

"Dengan antisipasi seperti ini, saya optimistis kita akan siap menerima limpahan kendaraan dari Jakarta," tutur Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.