Sukses

Diperdagangkan Perdana, Saham Kirana Megatara Naik 31 Persen

PT Bursa Efek Indonesia kedatangan emiten baru.

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kedatangan emiten baru. Hari ini, Senin (19/6/2017), saham PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) tercatat sebagai emiten ke-547. Saham ini naik 31 persen dalam debut pertamanya.

Kirana menjadi emiten ke 547 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Saham perseroan tercatat di papan pengembangan BEI dengan kode saham KMTR. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, perseroan merupakan emiten ke-12 tahun ini. Perseroan menjadi emiten ke-547 yang ada di BEI.

"Ini emiten ke-12 di 2017, dan emiten 547 sepanjangan BEI. Mudah-mudahan akan banyak emiten memperkaya saham di BEI," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Senin (19/6/2017).

Dalam debut perdananya, saham perseroan dibuka pada level Rp 600 per saham. Saham tersebut mengalami kenaikan sebanyak Rp 142 atau 31 persen dari saham yang ditawarkan ke publik sebesar Rp 458 per saham.

Saham perseroan berada pada level tertinggi Rp 600 dan terendah Rp 600. Saham tersebut ditransaksikan sebanyak 3 kali dengan volume 230 lot. Nilai transaksi tercatat Rp 13,8 juta.

Kirana Megatara menawarkan saham ke publik atau initial public offering (IPO) sebanyak 1,15 miliar saham. Sementara, saham pendiri sebanyak 6,53 miliar saham. Jadi, total saham tercatat sebanyak 7,68 miliar saham.

Harga saham yang ditawarkan sebesar Rp 458 per saham dengan nominal Rp 100. Dengan IPO, maka perseroan memperoleh dana segar sebanyak Rp 527,82 miliar. Kemudian, kapitalisasi pasar perseroan sebesar Rp 3,51 triliun.

Sebanyak 22 persen dana dari IPO akan digunakan untuk membayar utang. Lalu 58 persen untuk meningkatkan investasi pada anak perusahaan. Sisanya, 20 persen untuk memperkuat struktur permodalan. Perseroan sendiri menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi.

Perseroan membukukan aset sebesar Rp 3,80 triliun pada 31 Desember 2016. Aset perseroan naik dibanding periode sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 3,06 triliun.

Total liabilitas Desember 2016 tercatat Rp 2,75 triliun. Angka ini naik dibanding periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp 2,21 triliun. Laba periode berjalan tercatat Rp 209,92 miliar pada Desember 2016 atau naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp 48,22 miliar.

Dikutip dari BEI, perseroan bergerak di industri karet. Perseroan bergerak di bidang pengolahan karet baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak usaha.

 

Komposisi kepemilikan saham perseroan setelah IPO dan alokasi kepada karyawan atau employee stock allocation (ESA) antara lain PT Triputra Investindo Arya 57,31 persen, PT Persada Capital Investama 25,99 persen, Martinus Subandi Sinarya 1,70 persen, publik 14,94 persen, dan ESA 0,06 persen.

Lebih lanjut, setelah transfer kepemilikan ke HSF (S) Pte. Ltd dan PT Triputra Persada Megatara maka komposisi kepemilikan saham menjadi HSF (S) Pte. Ltd 37,50 persen, PT Triputa Persada Megatara 47,50 persen, dan publik 15 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.