Sukses

Negosiasi Mogok Kerja Freeport Belum Ada Titik Temu

Freeport Indonesia saat ini masih berupaya untuk mengatasi masalah dan mengembalikan operasi tambang terbuka sesegera mungkin.

Liputan6.com, Jakarta Proses negosiasi antara pekerja dan manajemen PT Freeport Indonesia terkait aksi mogok kerja berlangsung alot‎. Para pekerja mogok karena memprotes pembagian bonus.

Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan‎, negosiasi yang berlangsung sejak Minggu (2/10/016) sampai Senin malam (3/10/2016) belum mendapatkan titik terang. "Belum masih berunding, sejak Minggu‎," kata Riza di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Riza memastikan, perusahaan saat ini masih berupaya untuk mengatasi masalah dan mengembalikan operasi tambang terbuka sesegera mungkin.

‎"PT Freeport Indonesia melaporkan bahwa saat ini operasi pertambangan di tambang terbuka Grasberg terkena dampak dari gangguan pekerja," tutur Riza.

‎Menurut dia, gangguan aksi mogok hanya berdampak pada kegiatan penambangan terbuka saja.

Operasi tambang bawah tanah, menurutnya, tidak terkena dampak dari gangguan ini. Operasi pabrik pengolahan pun masih berlangsung secara terbatas.

Namun, ketika ditanya potensi kehilangan produksi tambang terbuka Grasberg akibat aksi mogok kerja, Riza belum bisa menyebutkan angkanya. "Enggak punya datanya Mas‎," ucap dia.

Pekerja PT Freeport Indonesia menggelar mogok kerja sejak 28 September 2016 lalu. Pekerja Freeport yang menjalankan aksi mogok kerja adalah mereka yang bekerja di tambang terbuka Grasberg, Mimika, Papua. Dalam aksi mogok itu, para pekerja Freeport menuntut pembagian bonus kerja yang adil.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Kimia Energi Dan Pertambangan (KEP) Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Virgo Solossa menjelaskan, mogok kerja hanya dilakukan oleh para pekerja yang berada di tambang Grasberg.

Virgo mengaku, belum diketahui penyebab aksi mogok tersebut. Ia juga masih melakukan konfirmasi untuk mengetahui latar belakang yang membuat para pekerja melakukan aksi mogok. "Apa substansi dari mogok tidak tahu, belum jelas apa motifnya," tutur Virgo.

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot mengungkapkan, aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para pekerja Freeport tersebut dilatarbelakangi oleh pembagian bonus yang tidak merata. "Tuntutan karyawan itu mereka berhenti beraktivitas di Grasbreg karena minta keadilan bonus," jelas Bambang.(Pew/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.