Sukses

Optimisme Keberhasilan Tax Amnesty Dorong Penguatan Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Optimisme pelaku pasar mendorong penguatan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (6/9/2016), rupiah dibuka di level 13.155 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.156 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.122 per dolar AS hingga Rp 13.188 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 4,56 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.162 per dolar AS. Menguat jika dibanding dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.197 per dolar AS.

Dalam dua hari ini, mata uang negara-negara berkembang memang menguat terhadap dolar AS. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan menjadi pendorong penguatan mata uang di negara berkembang.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jika nonfarm payrolls naik 151 ribu pada Agustus. Sedangkan pada bulan sebelumnya tercatat naik 275 ribu. Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS juga menyebutkan terjadi PHK di bidang manufaktur dan konstruksi.

Dengan data yang mengecewakan tersebut, pelaku pasar melihat bahwa Bank Sentral AS belum akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini. Kemungkinan besar kenaikan suku bunga akan terjadi pada Desember nanti.

"Pasar telah mengambil kesimpulan. Kenaikan suku bunga buruk dan tidak ada kenaikan suku bunga berdampak baik," jelas analis Blackfriars Asset Management, Tony Hann.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah menguat signifikan Senin kemarin sebagai respons turunnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

Laju kenaikan uang tebusan tax amnesty yang naik belakangan ini juga menambah optimisme walaupun itu belum disertai oleh hilangnya kekhawatiran pemerintah bahwa defisit tidak akan melebar pada akhir tahun dan tahun depan.

Turunnya peluang kenaikan bunga Bank Sentral AS dan naiknya harga minyak dan komoditas lain, meningkatnya optimisme tax amnesty serta harapan stimulus dari ECB dan BoJ berpeluang membuka ruang penguatan rupiah ke depan. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini