Sukses

Dua Tahun Menjabat Menteri ESDM, Ini Sepak Terjang Sudirman Said

Posisi Sudirman Said sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) digantikan oleh Archandra Tahar.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan perombakan kabinet (reshuffle) di halaman Istana Kepresidenan pada Rabu (27/7/2016) siang. Salah satu nama yang terlempar dari posisi menteri adalah Sudirman Said‎. Posisi Sudirman sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) digantikan oleh Archandra Tahar.

Sudirman menduduki posisi sebagai Menteri ESDM sejak awal Kabinet Kerja terbentuk pada Oktober 2014 lalu. Dalam dua tahun menggawangi sektor energi dan tambang ini, banyak sepak terjang yang telah ia lakukan. 

Sepak terjang pertama adalah menggeser subsidi pada Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sektor yang lebih produktif. Langkah yang dilakukan adalah mencabut subsidi Premium dan menetapkan subsidi Solar sebesar Rp 1.000 per liter. Hal tersebut menciptakan banyak manfaat, selain menghemat keuangan negara, pelepasan subsidi tersebut juga mengurangi penyelundupan.

"Subsidi yang dulu membebankan keuangan negara, digeser ke sektor produktif," kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Sepak terjang kedua adalah pembubaran Pertamina Energy Trading Limmited (Petral) yang dianggap menjadi sarang mafia. Dari pembubaran unit usaha Pertamina tersebut bisa menciptakan efisiensi sebesar Rp 6,2 triliun.

Sepak terjang ketiga, Kementerian ESDM juga telah mengambil keputusan yang sebelumnya hanya menggantung. Keputusan tersebut seperti penetapan Pertamina sebagai operator Blok Mahakam, sesudah masa operasi operator sebelumnya PT Total E&P Indonesia habis pada 2017, dan mengambil alih fasilitas pengolahan minyak (kilang) TPPI Tuban.

Untuk sepak terjang pada sektor ketenagalistrikan, pemerintah memiliki program 35 ribu Mega Watt (MW) dengan target selesai pada 5 tahun ke depan, pemerataan listrik ke wilayah pelosok melalui Program Indonesia Terang.

Sedangkan sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Sudirman mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pengembangan EBT dan melakukan konservasi energi dengan Program Potong 10 persen.

Pada sektor mineral dan batubara (Minerba) Sudirman melakukan kosolidasi ‎dengan perusahaan pertambangan, hal tersebut untuk menata sektor pertambangan menjadi lebih baik. ‎"Pembangunan industri penunjang, hilirisasi industri minerba konsolidasi industri tambang," tutup Sudirman. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.