Sukses

Ini Cara Rizal Ramli Hilangkan Gap Pembangunan di Indonesia

Menko Maritim akan memberikan insentif fiskal agar swasta mau masuk dan memanfaatkan pengolahan industri KEK Sorong.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melihat bahwa terdapat kesenjangan pembangunan di wilayah Indonesia Timur, terutama Papua yang jauh ketinggalan dari wilayah Indonesia di bagian Barat. Oleh sebab itu, pemerintah pun mendorong pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong untuk mengejar ketertinggalan pembangunan tersebut. 

Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyampaikan, pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah, utamanya menciptakan tol laut agar ada jalur reguler kapal yang berkunjung ke Indonesia timur, Papua.

Hal ini dilakukan, agar harga kebutuhan pokok bisa lebih murah dibandingkan sebelum tol laut ada. “Yang kedua, juga agar supaya gap pembangunan ini pelan-pelan kita bisa kurangi. Nah, tetapi itu tidak memadai. Kita juga harus membangun pusat industri di Papua, terutama di Sorong,” jelas Rizal seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Rabu (15/6/2016). 

Lebih lanjut, Rizal Ramli menambahkan bahwa ide ini sudah 8 tahun beredar namun belum terealisasi. Ia juga menambahkan bahwa pada akhir Desember 2014, didorong agar KEK Sorong dijadikan dan tadi diputuskan hal ini akan dilaksanakan.

”Esensinya adalah kita ingin membikin pusat industri pengolahan di Sorong. Untuk itu pemerintah, Pemerintah Daerah akan menyediakan tanahnya sebagai modal dasar. Pemerintah pusat akan membantu membangun infrastruktur dasar, apakah itu jalan, ataukah itu air minum, listrik, dan sebagainya,” tutur Rizal.

Hal ketiga yang akan dilakukan, menurut Menko Maritim, akan memberikan insentif fiskal agar swasta mau masuk dan memanfaatkan pengolahan industri di situ. Mengenai bentuk produksi yang dilakukan, Rizal mengusulkan yakni agroindustri, tidak melakukan ekspor kayu log lagi, tapi diproses melalui penggergajian (sawmill), jika perlu jadi plywood dan sebagainya.

“Apakah itu industri pertanian yang diolah supaya yang diekspor itu bukan bahan mentah tapi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Yang ketiga, sebagai pusat logistik supaya bisa juga menservis kegiatan pertambangan di daerah di sekitarnya. Dan yang keempat adalah industri perikanan dan processing,” tambah Rizal Ramli.

Menko Kemaritiman juga menegaskan kembali bahwa hal ini sudah diputuskan oleh Presiden. “Presiden tegas ini harus mulai segera dilaksanakan. Tugas Kantor kami, Kantor Maritim dengan bantuan Pak Ridwan, itu memfasilitasi agar konsep ini bisa berlangsung bisa mempercepat percepatan pertumbuhan ekonomi di Papua,” pungkas dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini