Sukses

Kilang LNG Donggi Senoro Mulai Produksi Perdana

Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 juta ton per tahun diharapkan dapat mendorong kenaikan produksi migas RI.

Liputan6.com, Jakarta Produksi gas dari lapangan Senoro yang dialirkan ke kilang Donggi Senoro LNG (DSLNG) telah mencapai 145 MMSCFD, dan produksi LNG tersebut merupakan yang perdana.

Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), Lukman Mahfoedz mengatakan, DSLNG telah memproduksi LNG perdana (First Drop LNG) pada 24 Juni 2015, sekitar pukul 19.12 WITA. Perseroan mengharapkan pengapalan perdana ke pembeli dapat dilakukan dalam 30 hari-40 hari ke depan.

"Kilang LNG Donggi Senoro, berkapasitas 2,1 juta ton per tahun, telah menjalani tahap uji coba (commissioning phase) dengan sukses dan aman sejak Oktober 2014 hingga memasuki tahap operasi pada awal Juni 2015," kata Lukman, di Jakarta, Jumat (26/6/2015).

Menurut Lukman, lapangan Senoro akan terus mengalirkan gas dalam jumlah lebih besar ke kilang DSLNG secara bertahap hingga mencapai puncak kapasitas produksi sebesar 310 MMSCFD.

Selain memproduksi gas sebesar 310 MMSCFD, Lapangan  milik Joint Operating Body (JOB) Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB-PMTS)  ini juga menghasilkan kondensat sebesar 8.000 barel setara minyak per hari  dengan masa kontrak operasi hingga 2027.

"JOB-PMTS juga akan memasok kebutuhan gas ke PT Panca Amara Utama (PAU) sejumlah 55 MMSCFD dan PLN sebesar 5 MMSCFD," tutur Lukman.

Lukman menambahkan, produksi dari Lapangan Senoro ini akan memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi nasional di tengah menurunnya produksi minyak dan gas (migas) Indonesia.

Integrasi bisnis Senoro ini akan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan adanya pusat LNG baru, pabrik ammonia yang sedang dibangun dan listrik yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Banggai.

"Proyek ini merupakan suatu kebanggaan karena dengan penyelesaian proyek ini akan mengukuhkan MedcoEnergi sebagai perusahaan migas swasta nasional yang sudah mampu mengembangkan usaha LNG di Indonesia," kata Lukman. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.