Sukses

Pemerintah Harap Arab Saudi Buka Peluang untuk Produk RI

Volume perdagangan Indonesia mencapai US$ 5 miliar untuk membeli minyak dari Arab Saudi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengharapkan pemerintah Arab Saudi dapat mempermudah produksi Indonesia masuk ke Arab Saudi. Hal itu lantaran Indonesia juga telah berkontribusi untuk neraca perdagangan Arab Saudi.

Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir menuturkan, volume perdagangan mencapai US$ 8,2 miliar ke Arab Saudi. Dari volume perdagangan itu, sekitar US$ 5 miliar digunakan untuk membeli minyak dari Arab Saudi.

"Voume perdagangan (2013) surplusnya di Arab Saudi karena Indonesia beli minyak," ujar mantan Duta Besar RI untuk Mesir di kantornya, Kamis (19/3/2015).

Dengan melihat kondisi itu, Pemerintah Indonesia mengharapkan ada timbal balik dari pemerintah Arab Saudi seperti kemudahan produk Indonesia masuk ke Arab Saudi.

"Karena itu kami harap Arab Saudi buka peluang bagi produk kita. Ekspor kita (ke Arab Saudi) sekitar US$ 1,7 miliar itu dari mobil, furniture palm oil," pungkas dia.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 mengalami surplus US$ 740 juta, dipicu surplus sektor migas sebesar US$ 170 juta dan non migas US$ 570 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyebutkan dari sisi volume perdagangan, pada Februari mengalami surplus 27,61 ton. Hal tersebut didorong surplusnya neraca sektor non migas 27,76 juta ton walaupun sektor migas defisit 0,15 juta ton.

Meski demikian, ekspor Indonesia menurun. Adapun  nilai ekspor Indonesia Februari 2015 mencapai US$ 12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami penurunan sebesar 16,02 persen.

Ekspor nonmigas Februari 2015 mencapai US$ 10,40 miliar, turun 7,83 persen dibanding Januari 2015, demikian juga bila dibanding ekspor Februari 2014 turun 12,68 persen.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2015 mencapai US$ 25,64 miliar atau menurun 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 21,67 miliar atau menurun 9,22 persen.

Ekspor non migas ke Amerika Serikat pada Februari 2015 mencapai angka terbesar US$ 1,19 miliar. Lalu disusul Jepang mencapai US$ 1,13 miliar dan India sebesar US$ 0,96 miliar. Kontribusi ketiga negara itu mencapai 31,53 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa sebesar US$ 1,24 miliar. (Andreas G/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.