Sukses

RI Pernah Gembosi Industri Kayu Korea Selatan

Penerapan pelarangan eskpor konsentrat tambang berdampak pada penurunan pendapatan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Hilirisasi industri tak hanya diterapkan belakangan ini saja tetapi juga telah dilakukan sejak era orde baru. Bahkan, akibat penerapan hilirisasi industri di Indonesia tersebut sempat menggembosi perusahaan kayu dari Korea Selatan.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Tony Prasetiantono mengatakan, saat era orde baru melakukan pelarangan ekspor kayu gelondongan dan melakukan pengolahan di dalam negeri dengan membuat playwood membuat pengusaha playwood Korea Selatan kelimpungan, bahkan sampai bangkrut.

"Kita sempat larang ekspor kayu glondongan jadi harus playwood. Langkah tersebut sukses membangkrutkan pabrik playwood Korea Selatan," kata Tony, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/2/2015).

Menurut Tony, sebelum kebijakan itu diterapkan, pengusaha kayu dari negeri gingseng tersebut mengandalkan pasokan kayu glondongan dari Indonesia dan China, namun karena faktor cuaca, kayu glondongan asal China kurang diminati karena tingkat keawetannya di bawah kayu dari Indonesia.

"Dua negara pemasok kayu glondongan ke Korea Selatan yaitu Indonesia dengan China, tapi musimnya beda, kisah masa lalu mau tak mau kita berusaha dorongan ekspor bukan material," tuturnya.

Tony melanjutkan, saat ini Indonesia memberhentikan ekspor konsetrat mentah dari hasil pertambangan. Saat awal pelarangan eskpor tersebut diterapkan berdampak pada pengurangan pendapatan negara, namun dalam jangka 4 tahun ke depan seiring dengan beroperasinya pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smleter) pendapatan negara akan meningkat drastis.

"2014 kita kehilangan opportunity US$ 5 miliar, kalau smelter sudah jadi 3-4 tahun lagi, itu ekspor kita mencapai US$ 25 miliar hingga US$ 35 miliar, sekitar 3 tahun ini, kita berusaha keras mengekspor produk diolah dari pada row matrial," tuturnya.

Ia berharap, pemerintah melakukan penerapan peningkatan nilai tambah pada komiditas lain, sehingga dapat meningkatkan pendapat negara dan terciptanya lapangan kerja.

"CPO komoditas pohon paling rindang, bisa membuat produk turunan yang tak perlu high technology, bisa jadi sabun, mestinya Indonesia bisa mendorong Itu," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini