Penyebab Kematian Tutankhamun Akan Diteliti

Pakar arkeologi Mesir akan meneliti mumi Firaun Tutankhamun untuk memecahkan misteri mengenai penyebab kematiannya. Selain sinar X, penelitian kali ini akan menggunakan peralatan CT-Scan dan tes DNA.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Nov 2004, 10:53 WIB
Liputan6.com, Kairo: Misteri penyebab kematian Firaun Tutankhamun nampaknya akan segera terbongkar. Setelah bertahun-tahun berdebat, para pakar arkeologi Mesir akan bekerja sama untuk memecahkan misteri tersebut. Dewan Agung Benda Purbakala Mesir, baru-baru ini, memutuskan untuk memeriksa mumi firaun yang meninggal pada usia 17 tahun itu dengan teknologi sinar X. Penelitian itu akan dipimpin arkeolog mesir ternama Zahi Hawass.

Untuk keperluan penelitian, mumi penguasa Mesir sekitar 3.000 tahun silam itu akan diterbangkan dari kompleks makam di Lembah Raja-Raja (Valley of the Kings) di Selatan Kota Luxor ke Kairo. Mumi tersebut akan disimpan sekaligus diperiksa di Museum Mesir. Pemeriksaan yang akan dijalani sang mayat berbeda dengan pemeriksaan serupa yang dilakukan pada 1968. Penelitian kali ini akan menggunakan peralatan CT-Scan dan tes DNA (deoxiribonucleid acid).

Sekadar mengingatkan, makam berisi mumi Tutankhamun pertama kali ditemukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada 4 November 1922. Makam Tutankhamun terkenal karena kondisi makam yang masih utuh berikut harta karun dan wajah mumi yang ditutupi topeng emas. Popularitasnya semakin bertambah saat pemeriksaan sinar X pada 1968 menemukan bahwa Tutankhamun tewas akibat pukulan benda tumpul di kepalanya.

Hawass sendiri mengindahkan hasil pemeriksaan tersebut. Menurutnya, hasil pemeriksaan itu sangat dipengaruhi oleh cara Tim Carter saat mengambil topeng emas firaun pada 1922 yang menggunakan peralatan tajam. Hasil pemeriksaan dan upaya restorasi yang akan dilakukan nanti diharapkan dapat memecahkan misteri tersebut.

Berdasarkan catatan SCTV, mumi Tutankhamun beberapa kali menjadi objek penelitian. Pada akhir 2000, ahli arkeologi dari Universitas Wasseda, Jepang, dan Museum Kairo melakukan tes DNA terhadap Tutankhamun. Penelitian itu dilakukan untuk menjawab misteri setengah abad mengenai hubungan darah raja tersebut dengan penguasa pendahulunya [baca: Tes DNA untuk Mumi Raja Tutankhamun].

Oktober 2002, sekelompok ilmuwan Museum Ilmu Pengetahuan London, Inggris, berhasil merekonstruksi wajah Tutankhamun. Rekonstruksi ini diharapkan dapat memberi gambaran terdekat mengenai profil Raja Mesir terbesar itu [baca: Rekonstruksi Wajah Firaun Tutankhamun].(TOZ/Yes)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya