Pakar ekonomi perusahaan jasa finansial, Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC), Wellian Wiranto cukup yakin ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih pesat sepanjang 2014 dibandingkan tahun lalu.
Proyeksi tersebut dapat dicapai jika Bank Indonesia (BI) bersabar untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya hingga dampak kenaikan tahun lalu mulai terasa.
Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (6/2/2014), sepanjang 2013, BI tercatat menaikan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin sejak Juni.
Langkah itu diambil guna menguatkan rupiah, mengurangi tingkat inflasi yang tinggi serta mengatasi defisit transaksi berjalan yang kian membengkak. "Petualangan ekonomi Indonesia yang lebih stabil baru saja dimulai," ujarnya.
Dia mengatakan, konsumsi swasta yang tumbuh 5,3% pada kuartal IV 2014, merupakan tanda perekonomian Indonesia akan kembali bangkit.
"PDB yang mengejutkan di kuartal IV menunjukkan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di tengah berbagai tekanan dan lingkungan yang sulit," tulisnya dalam sebuah laporan.
Sementara itu, sejumlah analis di Credit Suisse justru meragukan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik tahun ini.
Melalui laporannya, perusahaan jasa keuangan global itu menyatakan kekhawatirannya melihat perekonomian Indonesia belum menerima dampak utuh dari berbagai pengetatan kebijakan yang diterapkan Bank Indonesia (BI) tahun lalu.
"BI mulai menaikan suku bunga acuannya sejak pertengahan 2013 dan analisa statis mengatakan, butuh waktu sedikitnya 9-12 bulan untuk benar-benar merasakan dampaknya," tulis Wandesforde dalam tulisannya.
Dia dengan tegas memprediksi pertumbuhan Indonesia sebesar 5% sepanjang 2014. Proyeksi yang sama juga diberikan para analis di Barclays. (Sis/Nrm)
Proyeksi tersebut dapat dicapai jika Bank Indonesia (BI) bersabar untuk tidak menaikkan suku bunga acuannya hingga dampak kenaikan tahun lalu mulai terasa.
Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (6/2/2014), sepanjang 2013, BI tercatat menaikan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin sejak Juni.
Langkah itu diambil guna menguatkan rupiah, mengurangi tingkat inflasi yang tinggi serta mengatasi defisit transaksi berjalan yang kian membengkak. "Petualangan ekonomi Indonesia yang lebih stabil baru saja dimulai," ujarnya.
Dia mengatakan, konsumsi swasta yang tumbuh 5,3% pada kuartal IV 2014, merupakan tanda perekonomian Indonesia akan kembali bangkit.
"PDB yang mengejutkan di kuartal IV menunjukkan ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di tengah berbagai tekanan dan lingkungan yang sulit," tulisnya dalam sebuah laporan.
Sementara itu, sejumlah analis di Credit Suisse justru meragukan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik tahun ini.
Melalui laporannya, perusahaan jasa keuangan global itu menyatakan kekhawatirannya melihat perekonomian Indonesia belum menerima dampak utuh dari berbagai pengetatan kebijakan yang diterapkan Bank Indonesia (BI) tahun lalu.
"BI mulai menaikan suku bunga acuannya sejak pertengahan 2013 dan analisa statis mengatakan, butuh waktu sedikitnya 9-12 bulan untuk benar-benar merasakan dampaknya," tulis Wandesforde dalam tulisannya.
Dia dengan tegas memprediksi pertumbuhan Indonesia sebesar 5% sepanjang 2014. Proyeksi yang sama juga diberikan para analis di Barclays. (Sis/Nrm)