Indonesia `Diteror` Cuaca

Banjir bandang terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Wilayah lain di Indonesia juga berpotensi mengalami musibah serupa.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Jan 2014, 00:01 WIB
Minibus itu terjungkir. Bagian belakang tersangkut bangunan. Hampir separuh badan tenggelam. Warna peraknya mencolok di tengah air coklat yang bergolak. Dalam hitungan detik, mobil itu melaju tanpa daya. Terombang-ambing di permukaan bah, timbul dan tenggelam.

Peristiwa itu merupakan salah satu gambaran dahsyatnya banjir di Manado, Sulawesi Utara, yang berhasil diabadikan. Rekaman itu ditayangkan berulang kali di layar televisi. Manado tersapu bah.

"Tinggi banjir di bantaran sungai mencapai 6 meter.  Di kota banjir sekitar 1,5 meter. Ada 4 jembatan putus. Saat ini masih terjadi hujan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Sejumlah sungai meluap, tak kuasa menampung air hujan yang turun lebat selama 3 hari. Menurut Sutopo, 11 kecamatan di Kota Manado terdampak banjir. Kecamatan-kecamatan itu antara lain Sicala, Wenang, Singkil, Wanea, Tunginting, Paal Dua, Paal Empat, dan Bunaken.

"Lebih dari 2.000 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Puluhan mobil terendam dan hanyut banjir," tambah dia. Mereka mengungsi di Hotel Swissbell yang merupakan hotel berbintang 4 dan Hotel Tengpura yang berbintang 3.

Tak hanya permukiman warga yang tenggelam. Sejumlah kantor pemerintah Kota Manado juga terendam. Roda pemerintahan Manado terancam lumpuh. "Kantor DPRD Propinsi Sulut, Kantor DPRD Kota Manado dan Kantor Walikota Manado tenggelam," tegas Ketua KNPI Sulut Jackson Kumaat. 60% listrik di Kota Manado juga padam.

Staf Ahli Pangdam Wirabuana Kolonel Inf Yance Woley bahkan mengatakan Kota Manado sejak Rabu sudah terisolasi. Sebab, jalan yang menghubungkan Manado dengan daerah lain rusak diterjang banjir.

"Kota Manado sudah terisolasi! Arah dari Tomohon sudah tidak bisa dilewati karena jalan sudah putus! Arah dari Tara turun Tanawangko sudah tidak bisa dilewati, jembatan putus," kata dia.

Sementara itu, Jembatan Tateli putus dan beberapa rumah juga hanyut. Sementara, akses dari arah Tanggari, jembatan Tanggari juga sudah putus. "Arah Ringroad, jembatan di Ringroad sudah putus," tambah Yance.

Keterangan Yance diperkuat oleh Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Sulawesi Utara Riyadi yang menyebut banjir telah mengepung Kota Manado. "Intinya kurang lebih 30% wilayah Manado terendam banjir. Kami dikelilingi banjir," kata Riyadi.

Tak hanya merusak infrastruktur, banjir itu juga merenggut korban jiwa. Laporan awal menyebut satu orang tewas tertimbun longsor. Korban tewas itu adalah Kepala Puskesmas Kakaskasen Kota Tomohon dr Olwin Oroh.

Sementara di Desa Kembes Satu, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, 10 rumah tertimbun longsor. Di Tomohon, 11 orang terperosok ke jurang, tertimbun longsor. 1 Dikabarkan tewas.

Cuaca Ekstrem

Menurut Sutopo, cuaca ekstrem terjadi di sekitar Sulut beberapa hari terakhir. Angin kencang terjadi di sekitar Manado dengan kecepatan 15 sampai 20 knot. Tinggi gelombang di perairan utara mencapai 3 hingga 5 meter.

"Pantauan citra satelit menunjukkan awan masih banyak di sekitar Sulawesi Utara. Potensi banjir masih cukup tinggi," ujar Sutopo.

Sementara, Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto mengatakan, cuaca ekstrem akan terjadi hingga Fabruari mendatang. Januari dan fabruari merupakan puncak musim hujan di Indonesia.

"Memang dalam secara umum Indonesia masih dalam musim hujan. Dan yang lebih aktif di sebelah selatan ekuator. Kasus Manado itu, dia ada low pressure di utara Manado, sehingga uap air ada di sana," tutur dia.

Menurut Kukuh, uap air itu sudah mengarah ke arah utara. Namun jika menilik arah angin saat ini, kemungkinan hujan di Manado masih besar. "Jadi waspada saja," ujar Kukuh.

Ancaman hujan lebat sebenarnya merata di seluruh Indonesia. Di wilayah Sumatera, hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah selatan. Palembang, Bengkulu, dan Lampung potensi hujan olebat cukup tinggi.

"Untuk Kalimantan itu di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat bagian selatan. Yang satu sistem dengan Manado Kalimantan Utara, masih berpotensi hujan," tutur dia.

"Untuk wilayah lain NTT dan NTB berpotensi hujan lebat. Papua cenderung huijan lokal, maksudnya spot-spot saja," tambah Kukuh.

Secara umum, tambah dia, hujan lebat masih akan terjadi hingga Februari mendatang. "Potensi itu masih tetap ada, pola umumnya seperti itu. Februari masih berpotensi hujan lebat," ujar Kukuh.

Banjir Jakarta

Di Jakarta, Gubernur Jokowi menyatakan status siaga darurat banjir pada Senin 13 Januari yang lalu. Ibukota memang tengah berjibaku menghadapi banjir di sejumlah wilayah.

Untuk mencegah banjir yang lebih besar, modifikasi cuaca dilakukan selama 2 bulan. Dengan anggaran Rp 28 miliar, garam-garam ditebar ke awan. Sehingga awan itu menjadi hujan saat masih berada di luar wilayah Jakarta.

Cara ke dua dengan menempatkan alat ground base generator di 24 titik wilayah DKI. Alat ini nantinya akan menembakan asap ke udara untuk menghambat proses pembentukan awan hujan. Proses untuk metode kedua ini seperti menembakkan kembang api ke atas langit.

Tahun lalu, dua metode ini diklaim berhasil menurunkan intensitas hujan hingga 30%. Sementara tahun ini ditargetkan mampu menurunkan intensitas hujan hingga 35%. (Eks)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya