Diibaratkan Tokoh Semar, Jokowi: Sulit, Saya Kurus Semar Gemuk

Sosok Semar yang bijaksana serta dekat dengan rakyat diharapkan dapat lebih mengispirasi Jokowi yang saat ini dianggap sudah merakyat.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 12 Des 2013, 01:00 WIB
Jokowi dihadiahi sebuah wayang dengan tokoh Semar berukuran 5 meter oleh pengrajin wayang dari sanggar wayang Gogon. Hadiah itu merupakan bentuk penghargaan seniman wayang karena selama ini Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu dianggap peduli terhadap pengrajin wayang kulit.

"Dengan hormat kami ucapkan terima kasih atas kepedulian kepada kami pengrajin wayang kulit. Dan karena itu kami mempersembahkan wayang Semar Gombak Pat Jupat Kalimo Pancer," ujar pengrajin wayang bernama Markono di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Kenapa tokoh Semar? Menurut Markono, dalam istilah pewayangan, tokoh Semar juga biasa panggil Badranaya asal kata dari Bebadra yang artinya membangun, dan Sarana dari kata Sasa dan naya yang bearti utusan.

"Maksudnya mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Tuhan demi kesejahteraan umat manusia, secara Javanologi, Semar berarti hasening samar-samar," terang Markono.

Ia pun melanjutkan, sosok Semar sebagai simbol tokoh wayang yang bijaksana serta dekat dengan rakyat diharapkan dapat lebih mengispirasi Jokowi yang saat ini dianggap sudah cukup bijaksana dan merakyat.

"Seperti Semar, kami melihat Pak Jokowi adalah pemimpin mampu mengerti hati nurani rakyat. Beliau dekat dengan rakyat. Maka itu kami memberikan wayang ini kepada beliau," kata Markono.

Jokowi yang menerima langsung pemberian wayang pun tak lupa mengucap terima kasih kepada para seniman wayang dari sanggar wayang Gogon yang berasal dari kampung halaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah."Ya saya terima dengan baik, ini nggak tahu ini yang sombolik-simbolik, tanya saja ke Pak Markono dan teman-teman yang kesini," ujar Jokowi.

Terkait dengan disamakan dengan tokoh Semar, politisi PDIP itu mengaku belum mampu seperti tokoh wayang tersebut yang digambarkan sebagai tokoh bijaksana dan dekat dengan rakyat.

"Ya kalau saya jadi Semar itu sulit, harus bisa ngomong semuanya. Ngomong apa saja. Ngomong satria-satria yang ada, ngomong punakawan yang ada, ngomong semuanyalah. Dia (semar) kan juga sang pemomong, saya kan nggak," kata Jokowi.

"Lagi pula kalau dilihat, Saya kurus, semar kan gemuk. Coba lihat, semar gemuk, punya jenggot, rambut panjang, saya pendek, kurus, nggak punya jenggot," canda Jokowi.

Ia pun mengutarakan, kegiatannya selama ini seperti blusukan ke kampung-kampung yang menjadikan dirinya dianggap dekat dengan rakyat memang sudah menjadi tugasnya. Terlebih masalah di Jakarta kata Jokowi memang membutuhkan penyelesaian dengan langsung turun kelapangan.

"Ya kalau itu memang kewajiban saya turun ke masyarakat, ke kampung-kampung, ketemu masyarakat kebantaran sungai, ya itu tugas saya, tidak ada yang istimewa," ucap Jokowi. (Gen/Mvi)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya