Masyarakat RI Masih Keliru Soal Produk Syariah

Dengan populasi muslim terbanyak di dunia, industri keuangan syariah Indonesia justru masih terbilang kecil.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 25 Nov 2013, 12:44 WIB
Populasi muslim di Indonesia sebanyak 206 juta orang merupakan yang terbanyak di dunia. Namun porsi industri keuangan syariah di Indonesia terbilang masih sangat kecil. Upaya sosialisasi produk syariah di Tanah Air harus digenjot dalam upaya meningkatkan peran industri keuangan syariah.

"Porsi industri keuangan syariah masih kecil," ungkap Anggota Komsi XI DPR, Nusron Wahid ketika ditemui dalam acara seminar bertajuk Islamic Finance Conference 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/11/2013).

Nursron menjelaskan, persoalan industri keuangan syariah berasal dari tingkat kesadaran pasar maupun konsumen yang belum tinggi, tak optimalnya dukungan infrastruktur, serta dana masyarakat yang tak termobilisasi.

"Dengan kejadian seperti itu, kami harap industri keuangan syariah diharapkan masih terus tumbuh dan berkembang," tegasnya.

Dari catatan Nusron, nilai kapitalisasi perbankan syariah di Indonesia baru mencapai Rp 2.763 triliun, atau masih belum mencapai titik yang optimal.

Dari sisi produk, pelaku industri juga tak memiliki keberanian dan kemampuan menghilangkan anggapan keliru masyarakat yang menilai syariah sama dengan konvensional.

Upaya peningkatan penetrasi produk syariah nasional bisa diperbaiki dengan meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building), sumber daya manusia (SDM) yang lebih transparan, dan pelayanan efektif serta efisien.

Di sisi legislasi, DPR berjanji akan mengambil peran dengan membangun interkoneksi yang ada di industri keuangan syariah, seperti menyusun regulasi, sosialisasi pembangunan interkoneksi, pengawalan program dan penjaminan.(Dis/Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya