[VIDEO] Ritual Tabot, Bengkulu Menjelma Bak Padang Karbala

Tabot berasal dari kata punjab tabut yang secara harfiah berarti kotak atau peti kayu.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Nov 2013, 01:48 WIB
Muharam, bulan awal dalam sistem kalender Hijriah ini adalah bulan istimewa bagi sebagian besar umat Islam. Keistimewaan itu muncul karena ada banyak peristiwa besar keislaman terjadi di bulan itu.

Kisah kematian cucu Nabi Muhammad, Imam Husein bin Ali di Padang Karbala -- yang kini masuk wilayah Irak -- adalah salah satunya. Tragedi kematian Imam Husein ketika bersama pendukung dan keluarganya yang berjumlah sekitar 70-an dibantai pasukan Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah saat itu yang berjumlah 4 ribuan.

Kaum Syiah di seluruh dunia kerap mengenang kematian Imam Husein dengan berbagai prosesi. Jauh dari jazirah Arab, tepatnya di Bengkulu, tak luput dari acara mengenang kematian tragis Imam Husein. Orang-orang Bengkulu mengenal ritual ini sebagai tabot. Pada mulanya tabot adalah media syiar yang dibawa pedagang dan ulama Jazirah Arab prosesi ini tak bisa dipisahkan dari Syeikh Burhanuddin Imam Senggolo, penyebar Islam pertama di Bengkulu.

Tabot diawali prosesi ambik atau pengambilan tanah yang terbagi menjadi dua kelompok, tabot imam di Pantai Nala dan tabot bangsal di Tapak Paderi. Prosesi ini adalah simbol asal mula manusia dari tanah kembali ke tanah. Kesucian menjadi hal penting dalam tabot yang menjadi cermin agar manusia selalu bersih lahir dan batin.

Kematian cucu Rasulullah adalah peristiwa yang menyakitkan. Dan arak-arakan sorban ini, seperti dalam tayangan Potret SCTV, Senin (25/11/2013), adalah penanda semacam pengumuman bahwa Imam Husein telah tewas di Padang Karbala. Tabot berasal dari kata punjab tabut yang secara harfiah berarti kotak atau peti kayu. Prosesi ini diperkirakan sudah dikenal masyarakat Bengkulu sejak awal abad 18, seiring kian ramainya jalur perdagangan laut di nusantara kala itu.

Ada 17 tabot dalam tradisi ratusan tahun silam ini yang menandakan jumlah keluarga awal pelaksana tradisi. Yang menarik, prosesi ini mampu memecah batasan penganut Syiah dan Sunni. Bagi mereka, dengan berada di bawah naungan Islam maka mereka adalah saudara. Namun banyak muslim menilai tabot sebagai prosesi yang menyimpang dari akidah keislaman. (Ndy)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya