Kalangan Ulama Bereaksi Atas Pembongkaran Makam Uje

Pemugaran Makam Uje dengan lapisan marmer hitam sehingga terkesan mewah menyalahi aturan Pemprov DKI tentang bentuk makam.

oleh Julian Edward diperbarui 10 Okt 2013, 12:00 WIB
Pemugaran Makam Uje dengan lapisan marmer hitam sehingga terkesan mewah menyalahi aturan Pemprov DKI tentang bentuk makam. Ada rencana, pusara Uje di TPU Karet Tengsin akan dibongkar dan bentuknya dikembalikan seperti semula. Hal ini mengundang reaksi di kalangan ulama.

Habib Alkaf, sahabat Uje angkat bicara mengenai polemik makam mewah Uje. Ia meminta agar media tidak membuat berita yang berlebihan soal makam itu.

"Kita tunggu haji Fajar Sidiq (kakak Uje) pulang dari Mekkah. Karena sudah ada panggilan surat dari dinas terkait. Mudah-mudahan ada berita yang baik setelah Fajar dan Umi Tatu pulang," kata Alkaf usai di bilangan Kayu Putih, Jakarta Timur, Rabu (9/10/2013) tengah malam.

Ia berharap, keluarga dan pemerintah bisa melakukan musyarawah untuk menemukan solusi terbaik atas makam Uje. Namun, Alkaf juga mengingatkan pentingnya patuh terhadap peraturan pemerintah bila nantinya pusara Uje harus dibongkar.

"Kita kan harus nurut sama guru, sama ulama, sama ulil amri yang di sini artinya pemerintah. Kalau memang disuruh bongkar, kita harus patuh sama pemerintah," jelas Habib Alkaf.

Seperti diberitakan, pemugaran makam Uje dengan marmer setinggi orang dewasa bertentangan dengan Perda No 3 Tahun 2007 Tentang Pemakaman Umum yang mengatakan tinggi makam hanya sebatas 10 sentimeter. Dan juga, mengurangi fungsi pemakaman sebagai daerah resapan air.(Jul/Mer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya