Isu Stimulus AS Pangkas Prospek Ekonomi Asia

Melemahnya pertumbuhan ekonomi tiga negara besar di Asia Tenggar membuat perekonomian hanya tumbuh 4,9%.

oleh Syahid Latif diperbarui 02 Okt 2013, 11:24 WIB
Aktivitas ekonomi yang melambat di China dan India serta munculnya program pengurangan stimulus Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal menekan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia Pasifik.

Penilaian tersebut disampaikan Asian Development Bank (ADB dalam seperti dikutip dari laporan terbaru Asia Development Outlook 2013, Rabu (2/10/2013).

"Pertumbuhan ekonomi Asia dan Pasifik pada 2013 akan berada di bawah proyeksi awal seiring aktivitas yang makin moderat dan kekhawatiran Quantitative Easing (QE)," ujar Chief Economist ADB Changyong Rhee.

Dalam proyeksi terbarunya, ADB merevisi pertumbuhan produk domestik bruto di kawasan Asia Pasifik ke level 6% dari semula 6,6% pada April lalu. Sementara untuk 2014, PDB diperkirakan mencapai 6,2% dari semula 6,7%.

Isu pengurangan program QE telah memicu ekspekatasi pengalihan dana asing dari sejumlah pasar negara berkembang termasuk India dan Indonesia.

Padahal penarikan dana secara tiba-tiba (sudden reversal) dikhawatirkan mengganggu pasar negara-negara yang memang masih rentan.

Khusus di kawasan Asia Tenggar, perekonomian di tiga negara terbesar bakal mengalami pertumbuhan yang lamban seiring melemahnya ekspor dan lahju investasi yang moderat di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara diperkirakan bakal tumbuh 4,9% dan bakal melaju lebih kencang menjadi 5,3% pada 2014.

Laju pertumbuhan yang lebih cepat pada 2014 dipicu oleh pemulihan investasi dan ekspor, yang didukung oleh membaiknya perdagangan global dan depresiasi nilai tukar. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya