Ahok: Kadar Sakit Jiwaku Belum Lewat Batas

Sopir bajaj di Jakarta rawan gangguan kesehatan. Begitu juga kejiwaan seperti warga Jakarta lainnya. Tak terkecuali Ahok.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 08 Jul 2013, 15:46 WIB
Hasil riset kesehatan menunjukkan sekitar 70 persen sopir bajaj di Jakarta mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan mesin.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebenarnya tidak hanya sopir bajaj yang memiliki risiko akibat pekerjaannya. Berbagai profesi juga memiliki tingkat rawan gangguan kesehatan. Bahkan, warga di Jakarta juga banyak yang mengalami gangguan kejiwaan.

"Orang Jakarta banyak masalah kok, yang sakit jiwa juga banyak. Makanya kita perbaiki pelan-pelan. Kalau aku kadar sakit jiwaku belum lewat (batas). Kalau lewat kan nggak boleh ikut wagub kan, nggak boleh tes kan, hehehe..." gurau Ahok sambil tertawa.

Mengenai bajaj, lanjut dia, suara bising yang ditimbulkan kendaraan beroda 3 ini memang harus dihilangkan dari Jakarta. Namun, program peremajaan bajaj bermesin 2 tak ke 4 tak yang tidak bising masih menemui kendala, sehinga belum bisa dilakukan seluruhnya.

"Makanya kenapa kami buat tender operator bajaj. Kemarin kan bos bajaj salah paham. Kalau yang bajaj bising-bising itu lama-lama harus dihilangkan," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (8/7/2013).

Menurut mantan Bupati Belitung Timur ini, dengan mengganti bajaj bermesin 2 tak yang bising ke kendaraan berbahan bakar gas atau BBG diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya gangguan pendengar pada pengemudi bajaj.

Sedangkan untuk para sopir bajaj yang telah terlanjur mengalami gangguan pendengaran bisa menggunakan Kartu Jakarta Sehat (KJS) apabila berobat. "Kompensasi kita ya di KJS. Kalau dia nggak sanggup ya di KJS," ucap Ahok. (Eks/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya