Minim Tenaga, Dokter di Lapas Cirebon Kewalahan

Kelebihan kapasitas penjara membuat dokter yang bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika (Lapasustik) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merasa kewalahan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 22 Mei 2013, 17:15 WIB
Kelebihan kapasitas penjara membuat dokter yang bertugas di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Narkotika (Lapasustik) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat merasa kewalahan. Apalagi penyakit yang mendominasi napi (narapidana) adalah HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB).

"Persoalan HIV/AIDS menjadi fokus penanganan di Lapasustik. Maklum, sebagian besar pemakai narkoba, khususnya yang menggunakan jarum suntik rentan terpapar narkoba," ujar salah seorang tenaga medis yang bertugas di lapas, dr. Pepen Zaelan saat ditemui Liputan6.com di kantornya, seperti ditulis Rabu (22/5/2013).

Menurutnya saat ini lapas sangat kewalahan menangani pasien karena kapasitas sudah melampaui batas. Yang seharusnya diisi 460 napi, diisi 920 napi. "Sedangkan dokter cuma ada 2 orang, Perawat 3, dan dokter gigi 1 orang. Ini memengaruhi pelayanan. Apalagi TB dan HIV/AIDS. Semua ditangani di satu poliklinik kecil. Kita kewalahan. Disini setidaknya butuh 3 orang dokter umum, 2 dokter gigi, dan beberapa perawat," jelasnya.

Hingga saat ini, menurut Zaenal, ada 36 kasus HIV positif, 3 kasus AIDS, dan 8 pasien Tuberkulosis (TB) ditemukan di lapas.

''Mereka dalam pengawasan dan pendampingan dari kami. Bahkan kami menyediakan perawat yang khusus menjadi PMO (Pendamping Minum Obat) kepada pasien HIV/ AIDS dan TB," tambahnya.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya