Dituduh Jatuhkan Bom ke Daerah Pengungsian oleh OPM, TNI: Hanya Propaganda Agar Masyarakat Papua Takut

Gumilar menegaskan, selama bertugas TNI dan Polri selalu mengedepankan sikap humanis terhadap masyarakat Papua. Dengan turut membantu menjadi tenaga kesehatan dan guru untuk mengajar masyarakat.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 13 Apr 2024, 20:06 WIB
Organisasi Papua Merdeka (OPM). (Dok. TNI).

Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dituduh telah menjatuhkan bom ke daerah pengungsian oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Akibat pengeboman itu, OPM mengancam akan membawa Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera ke medan perang.

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar membantah pihaknya telah mengebom tempat pengungsian di Kwiyawagi, Geselema, dan Yuguru di Kabupaten Nduga.

“TPNBP-OPM selalu memberitakan berita hoax,” kata Gumilar saat dikonfirmasi, Sabtu (13/4).

Gumilar menegaskan, selama bertugas TNI dan Polri selalu mengedepankan sikap humanis terhadap masyarakat Papua. Dengan turut membantu menjadi tenaga kesehatan dan guru untuk mengajar masyarakat.

“Kehadiran TNI Polri sangat dinantikan oleh masyarakat Papua,” jelasnya.

Sehingga tidak mungkin TNI mengebom daerah pengungsian seperti yang dituduhkan oleh OPM. 

“Jadi mana mungkin wilayah pengungsian atau masyarakat sipil menjadi sasaran penyerangan,” kata dia.

Sehingga, pesan terkait serangan bom dan ancaman membawa sandera Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens ke medan perang merupakan propaganda untuk membuat kegaduhan di masyarakat Papua.

“Ini hanya propaganda OPM agar masyarakat dalam ketakutan. OPM tidak suka kalau masyarakat Papua hidup tenang dan damai,” ujarnya.

2 dari 2 halaman

Tudingan TPNPB-OPM

Organisasi Papua Merdeka (OPM). (Dok. TNI).

Sebelumnya TPNPB-OPM menuding TNI telah menjatuhkan bom di daerah Kwiyawagi, Geselma, Yuguru. Mereka pun meminta TNI menghentikan serangan bom dan mengancam akan membawa Philip Mark Mehrtens ke medan tempur.

“Maka pilot ini kami akan bawah keliling di medan perang sampai mati sama-sama dengan kami TPNPB-OPM kodap III Ndugama-darakma,” tulis keterangan yang dibagikan Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom.

Sehingga pihak TPNPB-OPM tidak akan melepaskan pilot kecuali Jakarta dan Selandia Baru menjawab tuntutan. Kemudian akan melepaskan pilot melalui negosiasi yang difasilitasi pihak ketiga PBB.

Sementara dalam video itu juga dilihat Philip yang memakai baju lengan pendek warna hitam celana pendek meminta TNI berhenti melepaskan bom udara. Hal itu disampaikan bersama panglima kodap III Ndugama-derakma Egianus Kogoya bersama pasukannya.

"Saya di sini, TNI Tentara Negara Indonesia, pakai pesawat tempur melepas bom besar. Orang-orang di sini minta tolong jangan pakai pesawat tempur, jangan pakai bom," kata Philip dalam video tersebut.

"Tidak pakai pesawat, tidak pakai bom besar, jangan begitu, tolong berhenti. Negara-negara asing, negara di luar tolong bantu, tolong bicara dengan Indonesia, bicara dengan mereka tolong jangan pakai bom besar, tidak boleh begitu," tambah dia.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka

Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya