Melaksanakan Tarawih sebelum Sholat Isya, Bagaimana Hukumnya?

Terkadang beberapa orang terlambat datang sholat berjamaah ke masjid sehingga langsung mengikuti imam sholat tarwih tanpa melaksakan sholat isya sebelumnya. Bagaimakah sholatnya, sah atau tidak?

oleh Putry Damayanty diperbarui 26 Mar 2024, 14:20 WIB
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan identik dengan pelaksanaan sholat tarawih. Pada umumnya sholat sunnah tersebut dilaksanakan setelah sholat Isya’ pada malam Ramadhan.

Sholat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid ataupun mushola. Jumlah rakaat dari sholat tarawih sebanyak 11 atau 23 rakaat termasuk witir.

Sholat tarawih mengandung banyak keutamaan, sehingga tak heran banyak orang yang berlomba-lomba untuk melaksanakannya. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa mendirikan sholat (pada malam bulan) Ramadhan karena didasari keimanan dan mencari pahala, niscaya diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun Alaih).

Namun, terkadang ditemukan beberapa orang yang terlambat ke masjid dan langsung mengikuti imam melaksanakan sholat tarawih sementara dia belum melakukan sholat Isya. Bagaimanakah hukumnya?

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Waktu Pelaksanaan Sholat Tarawih

Ratusan umat Muslim pun terlihat menghadiri sholat tarawih di masjid yang cukup ikonik ini. (AP Photo/Emrah Gurel)

Mengutip dari laman NU Online, merujuk pada literatur fiqih Mazhab Syafi’I, disebutkan bahwa waktu pelaksanaan sholat tarawih dimulai dari masuknya waktu sholat Isya hingga terbitnya fajar. Sebagai catatan penting, sholat Tarawih hanya dapat dilakukan bila telah selesai mendirikan sholat Isya.

Oleh karena itu, meskipun sudah masuk waktu sholat Isya, bila belum menunaikan sholat maka hukum tarawih yang dilakukan tidak sah. Hal ini berlaku bagi orang yang telah mengetahui perihal ketidakabsahan melakukan sholat tarawih sebelum sholat Isya.

Adapun orang yang tidak mengetahuinya, maka hukum shalatnya tetap sah, namun statusnya berubah menjadi shalat sunah mutlak (bukan sholat tarawih). Imam Ibnu Ziyad (wafat 975 H) dalam kompilasi fatwanya Ghayatu Talkhisil Murad menjelaskan:

وَقْتُ التَّرَاوِيْحِ بَيْنَ أَدَاءِ الْعِشَاءِ وَطُلُوْعِ الْفَجْرِ فَلَوْ صَلَّاهَا قَبْلَ أَدَاءِ الْعِشَاءِ، فَإِنْ كَانَ عَالِماً لَمْ تَنْعَقِدْ أَوْ جَاهِلاً يَحْتَمِلُ وُقُوْعُهَا نَفْلاً مُطْلَقًا كَمَنْ صَلَّى سُنَّةَ الظُّهْرِ ظَانًّا دُخُوْلَ وَقْتِهَا فَبَانَ عَدَمُهُ، وَيَحْتَمِلُ وَهُوَ الْأَوْجَهُ عَدَمُ انْعِقَادِهَا

Artinya: “Waktu pelaksanaan sholat tarawih ialah di antara setelah melakukan sholat Isya dan keluarnya fajar. Jika orang melakukan sholat tarawih sebelum melakukan sholat Isya, maka apabila dia mengetahui hukum (tidak sahnya melakukan sholat tarawih sebelum sholat Isya), maka sholat tarawihnya tidak sah. Sedangkan jika ia tidak mengetahui hukumnya, maka sholat tarawih tersebut berpeluang menjadi shaoat sunnah mutlak. Seperti halnya orang yang melakukan sholat sunnah Zuhur yang diduga telah masuk waktunya, namun ternyata belum masuk. Menurut satu pendapat yang unggul hukumnya adalah tidak sah.” (Abdurrahman Ibnu Ziyad Az-Zubaidi, Ghayatu Talkhisil Murad, [Beirut, Darul Fikr], jilid I, halaman 21).

3 dari 3 halaman

Hukum Tarawih sebelum Sholat Isya

Pemandangan saat jemaah menunaikan salat tarawih malam pertama Ramadan 1439 H di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (16/5). Tarawih malam pertama Ramadan 1439 H di Masjid Istiqlal dihadiri oleh ribuan jemaah. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Oleh karena itu, saat terlambat datang ke masjid atau mushala untuk sholat tarawih hendaknya makmum melakukan sholat Isya terlebih dahulu sebelum mengikuti sholat tarawih. Jika tarawih dilaksanakan sebelum menunaikan sholat Isya, maka sholatnya dinilai sebagai sholat sunnah mutlak atau sholat sunnah yang dilakukan di antara waktu Maghrib dan Isya, bukan sholat tarawih. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari (w 987 H) dalam Kitab Fathul Mu’in:

وَلَوْ خَرَجَ الْوَقْتُ لَمْ يَجُزْ قَضَاؤُهَا قَبْلَ الْعِشَاءِ كَالْرَّوَاتِبِ الْبَعْدِيَّةِ خِلاَفًا لِمَا رَجَّحَهُ بَعْضُهُمْ وَلَوْ بَانَ بُطْلاَنَ عِشَائِهِ بَعْدَ فِعْلِ الْوِتْرِ أَوِ الْتَّرَاوِيْحِ وَقَعَ نَفْلاً مُطْلَقًا

Artinya: “Apabila telah keluar dari waktunya sholat witir (atau tarawih), maka tidak diperkenankan untuk mengqadhanya sebelum melakukan sholat Isya sebagaimana sholat sunnah rawatib bakdiyah. Beda halnya dengan pendapat yang diunggulkan oleh sebagian ulama. Jika sholat Isya yang ia lakukan batal setelah melakukan sholat witir atau tarawih, maka sholat witir atau tarawih menjadi sholat sunnah mutlak.” (Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu’in bi Syarhi Qurratul ‘Ain bi Muhimmatid Din, [Beirut: Dar Ibn Hazm], jilid I, halaman 161)

Sampai di sini bisa disimpulkan, hukum melakukan sholat tarawih, tapi belum sholat Isya’ adalah tidak sah. Sebab, waktu pelaksanaan sholat tarawih dimulai setelah masuk waktu sholat Isya’ dengan catatan benar-benar sudah melakukan sholat Isya’, hingga terbitnya fajar.

Hukum tidak sah ini berlaku bagi orang yang telah mengetahui ketidakabsahan melakukan sholat tarawih sebelum sholat Isya’. Adapun orang yang tidak mengetahui hukum tersebut, maka sholatnya tetap sah, namun statusnya berubah menjadi sholat sunnah mutlak (bukan sholat tarawih). Karena itu, seandainya orang datang telat jamaah sholat tarawih, hendaknya dia mengerjakan terlebih dahulu sholat Isya’ dan setelah itu baru melakukan sholat tarawih. Wallahu a’lam bisshawab

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya