Israel Janjikan Penyelidikan Menyeluruh atas Pembantaian Warga Gaza Saat Menanti Bantuan

Tank-tank Israel diklaim hadir untuk mengamankan koridor kemanusiaan agar konvoi yang terdiri dari 38 truk pembawa bantuan dapat lewat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 03 Mar 2024, 09:01 WIB
Anak-anak Palestina yang mengungsi berkumpul untuk menerima makanan di sebuah sekolah pemerintah di Rafah, Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024. (MOHAMMED ABED/AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Militer Israel pada Sabtu (2/3/2024) menjanjikan penyelidikan menyeluruh dan jujur atas tewasnya ratusan warga Palestina yang mengantre bantuan di Jalur Gaza pekan ini.

Tragedi tersebut menuai kecaman dan seruan untuk penyelidikan internasional.

Otoritas kesehatan Jalur Gaza mengungkapkan 118 orang tewas dalam serangan Israel pada Kamis (29/2). Mereka menyebut peristiwa itu sebagai pembantaian.

Israel membantah angka-angka tersebut dan mengklaim sebagian besar korban terinjak-injak atau tertabrak ketika massa mengerumuni truk bantuan.

"Kami sedang menyelidikinya, kami memiliki semua dokumentasi yang kami perlukan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan jujur terhadap fakta dan kami akan menyajikan temuan kami," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari kepada wartawan di Tel Aviv, seperti dilansir CNA, Minggu (3/3).

Dia mengklaim bahwa tank-tank Israel hadir untuk mengamankan koridor kemanusiaan agar konvoi yang terdiri dari 38 truk pembawa bantuan dapat melintas.

"Itu adalah operasi kemanusiaan yang kami jalankan dan klaim bahwa kami sengaja menyerang dan melukai orang-orang sama sekali tidak berdasar."

 

2 dari 2 halaman

Perundingan Gencatan Senjata Terancam?

Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)

Meskipun Israel membantah melakukan pembantaian, namun tragedi pada Kamis telah menggarisbawahi runtuhnya pengiriman bantuan yang tertib di wilayah Jalur Gaza yang diduduki oleh pasukan Israel, tanpa adanya pemerintahan dan badan utama PBB, UNRWA, yang dilumpuhkan oleh penyelidikan atas dugaan relasi sejumlah stafnya dengan Hamas.

Dengan bencana kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, banyak negara telah mendesak gencatan senjata.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sendiri menilai peristiwa yang terjadi pada Kamis akan mempersulit perundingan yang sedang mengupayakan kesepakatan yang melibatkan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Infografis Perang Israel-Hamas Lewati 100 Hari. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya