Bursa Saham Asia Melejit di Tengah Rilis Data PDB Jepang dan Singapura

Ikuti wall street, bursa saham Asia Pasifik melesat pada perdagangan Kamis, 15 Februari 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Feb 2024, 08:54 WIB
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis (15/2/2024) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan.(Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Kamis (15/2/2024) setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal itu memicu kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu lebih lama.

Dikutip dari CNBC, pada Kamis pekan ini, investor juga menilai data produk domestik bruto (PDB) dari Jepang dan Singapura serta angka perdagangan dari Korea Selatan.

PDB Jepang pada kuartal keempat turun 0,4 persen secara tahunan meleset jauh dari pertumbuhan 1,4 persen yang diprediksi ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Pada kuartal ke kuartal, indeks tersebut tergelincir 0,1 persen dibandingkan kenaikan 0,3 persen yang diprediksi dalam jajak pendapat Reuters.

PDB Singapura pada kuartal IV tumbuh 2,2 persen YoY lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen. Singapura juga merevisi tingkat pertumbuhan PDB kuartal III dari 2,8 persen menjadi 1 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 0,84 persen, sempat melampaui 38.000 meski harapan PDB meleset, sementara indeks Topix naik 0,55 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 melompat 0,9 persen, dan hentikan penurunan tiga hari berturut-turut.

Indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,67 persen, sedangkan indeks Kosdaq menguat 0,6 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.391 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya 15.879,38.

Di wall street, tiga indeks saham acuan menguat setelah aksi jual pada Rabu menyusul pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan karena pelaku pasar khawatir the Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga secepat yang diharapkan.

Indeks S&P 500 naik 0,96 persen, indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen dan indeks Dow Jones melesat 0,4 persen.

2 dari 3 halaman

Ekonomi Jepang

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Ekonomi Jepang susut secara tak terduga selama kuartal terakhir 2023, berdasarkan data pemerintah.

Data sementara menunjukkan PDB berkontraksi 0,4 persen pada Oktober-Desember dibandingkan tahun lalu setelah merosot 2,9 persen pada kuartal III.

Angka tersebut juga jauh lebih rendah dari perkiraan jajak pendapat Reuters yang prediksi pertumbuhan 1,4 persen.

Jepang juga alami kontraksi 0,1 persen kuartal ke kuartal setelah kontraksi 0,4 persen kuartal ke kuartal pada kuartal ketiga.

3 dari 3 halaman

Ekonomi Singapura

Pekerja memberikan sentuhan akhir pada patung lentera Dewa Keberuntungan untuk perayaan Tahun Baru Imlek mendatang di Gardens by the Bay Supertree Grove, Singapura, 18 Januari 2022. (Roslan RAHMAN/AFP)

Sementara itu, ekonomi Singapura tumbuh 2,2 persen YoY pada kuartal IV 2023, menurut data resmi pada perdagangan Kamis pekan ini. Data itu tidak memenuhi perkiraan sebelumnya dengan pertumbuhan 2,8 persen dan harapan Reuters terhadap ekspansi sebesar 2,5 persen.

Secara keseluruhan ekonomi Singapura tumbuh 1,1 persen pada 2023, melambat dibandingkan pertumbuhan 3,8 persen pada 2022. Pertumbuhan pada 2023 sebagian besar didorong sektor informasi dan komunikasi serta transportasi dan penyimpanan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya