Kemenhub Bebaskan KCI Impor KRL China

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub mempersilakan KCI untuk mengimpor KRL dari negara manapun, baik itu dari Jepang seperti yang santer dibicarakan sebelumnya maupun China.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Feb 2024, 14:30 WIB
Mulai 1 Juni 2023, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan menyesuaikan jadwal dan perjalanan Commuterline atau Kereta Rel Listrik (KRL) dan Kereta Bandara Soekarno-Hatta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Mohamad Risal Wasal, buka suara soal keputusan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk melakukan impor tiga KRL dari China senilai Rp 783 miliar. 

Risal mengaku belum mendapat informasi langsung terkait itu. Namun, ia mempersilakan PT KAI (Persero) dan anak usahanya untuk melakukan impor KRL dari negara luar. 

"Saya belum punya informasi itu, tapi memang kewenangan untuk pengadaan sarana ada di operator. (Termasuk KAI?) Iya, operator kita ada 10," ujar Risal sesuai bertemu dengan CTIS terkait inovasi teknologi kereta api di Kantor Kemenko Marves, Rabu (7/2/2024).

Adapun untuk pengadaan impor KRL tersebut, KCI mengantongi total dana sekitar Rp 8,65 triliun. Berasal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5 triliun, dan pinjaman bank senilai Rp 3,65 triliun. 

"Kan kemarin sudah disepakati dengan pak Menko Marves, berapa PMN kita untuk kereta api, berapa untuk INKA, sudah ada," imbuh Risal. 

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub pun mempersilakan KCI untuk mengimpor KRL dari negara manapun, baik itu dari Jepang seperti yang santer dibicarakan sebelumnya maupun China. 

"Kita kasih standarnya, standar kereta api. Dia boleh milih dari manapun," kata Risal.

2 dari 3 halaman

Harga Kompetitif

Suasana Stasiun Kereta KRL di Stasiun Karet Sudirman, Jakarta, Selasa (2/5/2023). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit pada tahun 2024 dikarenakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, KCI atau KAI Commuter juga telah buka suara terkait keputusannya untuk memilih mendatangkan kereta rel listrik (KRL) baru impor asal CRRC Sifang Co, China dibandingkan Jepang maupun Korea Selatan.

Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan alasan KCI memilih untuk mendatangkan tiga rangkaian KRL impor baru karena China lantaran faktor harga. Dia menyebut, KRL baru impor dari sisi harga lebih kompetitif dibandingkan Jepang maupun Korsel.

"Jadi, kalau kami memberitahu dari sisi harga juga cukup kompetitif, berarti manufaktur lain lebih tinggi. Karena pihak produsen (Jepang - Korea) ini menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya," ujar Anne dalam acara Konferensi Pers di Kantor KCI Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024).

Selain harga, alasan KCI memilih KRL baru impor buatan CCRC Sifang terkait spesifikasi teknis. Di mana KRL impor buatan China tersebut dapat memenuhi spesifikasi teknis dan waktu pengiriman (time delivery) yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya. 

"Jadi, kita mempertimbangkan juga dari sisi spesifikasi teknis ya, selain harga tadi," bebernya.

3 dari 3 halaman

Tiba 13 Bulan Lagi

Sebanyak 29 unit rangkaian kereta rel listrik (KRL) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang akan berhenti beroperasi periode 2023-2024, berpotensi menganggu layanan transportasi publik di masyarakat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Anne mengatakan, tiga rangkaian KRL impor China tersebut akan tiba di Indonesia sekitar 13,5 bulan setelah penandatanganan nota kesepahaman.

Meski demikian, tiga KRL baru impor buatan asal China tersebut harus melalukan rangkaian tes uji coba oleh DJKA Kemenhub dan pihak terkait.

"Kan ada tes uji sertifikasi, seperti harus melalui 4.000 kilometer dulu," beber Anne.

 

Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya