Niat Puasa Tasua dan Asyura 2023, Lengkap dengan Keutamaannya

Puasa Tasua dilaksanakan setiap tanggal 9 Muharram. Semestara puasa Asyura setiap 10 Muharram. Oleh karena itu, ketahui niat puasa Tasua dan Asyura berikut ini

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 26 Jul 2023, 15:03 WIB
Niat Puasa Tasua dan Asyura 2023, Lengkap dengan Keutamaannya (Image by Artadya Gumelar from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Muharram menjadi salah satu bulan dalam kalender hijriah. Sebagai salah satu bulan mulia, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, salah satunya puasa Muharram.

Ada dua puasa sunah utama yang bisa dilakukan saat bulan Muharram, yakni puasa Tasua dan puasa Asyura. Keutamaan menjalankan puasa Tasua dan puasa Asyura adalah menebus dosa pada setahun sebelumnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah – Muharam. Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163).

Puasa Tasua dilaksanakan setiap tanggal 9 Muharram. Semestara puasa Asyura setiap 10 Muharram.

Sebelumnya, pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri telah menetapkan 1 Muharram atau Tahun Baru Islam 1445 Hijriah pada 19 Juli 2023. Jadi, puasa Tasua 9 Muharram jatuh pada Kamis, 27 Juli 2023 dan puasa Asyura 10 Muharram jatuh pada Jumat, 28 Juli 2023.

Oleh karena itu, ketahui niat puasa Tasua dan Asyura berikut ini, lengkap dengan lafal Arab dan artinya:

Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura

  • Niat puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ تَسُعَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma tasu’a sunnatan lillahi tas’ala

Artinya,

“Saya niat puasa Tasu’a sunnah karena Allah ta’ala.”

 

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta'aalaa.

Artinya,

"Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

2 dari 3 halaman

Keutamaan Puasa Muharram

Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Bagi umat muslim yang melakukan puasa sunnah di bulan Muharram akan mendapatkan berbagai keutamaan, berikut ulasannya dikutip dari NU Online:

1. Seperti Berpuasa Sebulan

Puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari atau satu bulan penuh. Seperti dinyatakan dalam hadits berikut:

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa  (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).  (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz II, halaman 70).

2. Melebur Dosa Setahun

Khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.

 

 

3 dari 3 halaman

Keutamaan lainnya

Ilustrasi berdoa, doa. (Photo by Alena Darmel: https://www.pexels.com/photo/person-in-praying-with-his-hands-raised-8164382/)

3. Menjadi Puasa Paling Utama

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda: Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR Muslim).

4. Mengisi Bulan Mulia

Puasa di bulan Muharram termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Seperti dalam hadits berikut:

Diriwayatkan dari al-Bahili: Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama? Rasulullah saw bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah? Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam. Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah saw bersabda: Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya