5 Fakta Menarik Desa Wae Rebo, 'Surga' di Ketinggian 1.200 Mdpl

Di balik keindahan dan keunikannya, Desa Wae Rebo menyimpan fakta yang menarik untuk diulas.

oleh Tifani diperbarui 17 Jan 2023, 06:00 WIB
Desa Wisata Wae Rebo.

Liputan6.com, NTT - Desa Wae Rebo disebut-sebut sebagai desa terindah bak sebuah "surga" di atas awan asal Indonesia. Kampung tradisional ini berada di Satarmese Selatan, Kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Wisatawan yang datang ke desa ini akan dibuat terpana dengan keindahan lanskap alam berupa perbukitan hijau. Selain itu, rumah-rumah adat yang unik dan keramahan masyarakat Desa Wae Rebo akan membuat pawa wisatawan susah move on dari desa wisata NTT ini.

Di balik keindahan dan keunikannya, Desa Wae Rebo menyimpan fakta yang menarik untuk diulas. Berikut ini 5 fakta menarik mengenai Desa Wae Rebo yang dikutip dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id.

1. Desa Tertinggi di Indonesia

Desa Wae Rebo menjadi salah satu desa tertinggi di Indonesia. Desa ini berada di ketinggian 1.200 mdpl, sehingga desa ini selalu diselimuti kabut tipis setiap pagi.

Para wisatawan yang ingin mengjungi desa ini harus melakukan trekking selama 2-3 jam, dan melalui medan yang cukup sulit. Wisatawan disarankan menyewa jasa guide sebagai penunjuk jalan.

Wisatawan bahkan dapat bermalam di Desa Wae Rebo, untuk menikmati keindahan alam dan sensasi bermalah di rumah adat yang masih tradisional.

2. 7 Rumah Adat Melegenda

Rumah adat Mbaru Niang di Desa Wae Rebo dianggap sangat langka dan berlokasi jauh di atas pegunungan. Rumah adat disini memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu seperti lumbung kerucut.

Keunikan lainnya, hanya ada tujuh buah rumah tradisionat di sini. Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan atap daun lontar dan ditutupi oleh ijuk.

Setiap wisatawan yang datang akan dijamu di dalam satu Mbaru Niang yang disediakan khusus. Wisatawan juga akan diberikan jamuan berupa Kopi Flores sebagai welcome drink di Mbaru Niang ini.

 

2 dari 2 halaman

3. Hari Spesial Desa Wae Rebo

Warga Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti setiap November. Upacara Adat Penti merupakan perayaan untuk mengucapkan rasa syukur berkat hasil panen yang didapatkan dalam setahun.

Selain itu sebagai wujud memohon keharmonisan dan perlindungan. Saat perayaan dilakukan, para penduduknya akan mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorinya.

Wisatawan tentu boleh menyaksikan perayaan Upacara Adat Penti ini.

4. Keturunan Minang

Walaupun Wae Rebo adalah perkampungan di Manggarai Barat, NTT, tetapi warga desa ini keturunan Minang dari Sumatera Barat. Empo Maro, nenek moyang Wae Rebo berasal dari Minangkabau yang merantau hingga ke Flores dan berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menetap di kawasan yang sekarang menjadi Desa Wae Rebo ini.

Walaupun mereka merupakan keturunan Minang, namun nama-nama penduduknya tidak seperti nama orang Minang kebanyakan.

5. Warisan Budaya UNESCO

Keindahan desa ini menghasilkan sebuah kredit yang positif di mata dunia, baik dalam bentuk budaya maupun pariwisata. Sebab, Wae Rebo pun berhasil mendapat penghargaan dari UNESCO sejak 2012 silam.

Pengakuan sebagai warisan budaya dunia disebabkan karena rumah adat Mbaru Niang di desa ini dianggap sangat langka, sekalipun berada di pegunungan. Keunikan tersebut menjadikan desa ini sebagai salah satu lokasi Konservasi Warisan Budaya UNESCO.

Selain penghargaan tersebut, pada 2013 silam Wae Rebo juga mendapat penghargaan dari Aga Khan dalam industri arsitektur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya