Dampak Gempa Cianjur dan Gempa Aceh 2004 Dibandingkan, Ini Kata Profesor Australia

Seberapa parah dampak gempa tersebut dan bagaimana bila dibandingkan peristiwa gempa bumi Cianjur dengan gempa bumi lainnya di Indonesia?

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2022, 18:00 WIB
Warga berkumpul dekat bangunan yang roboh akibat gempa di Kampung Kadudampit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022. Data dari BPBD Kabupaten Cianjur mencatat, hingga pukul 21.30 WIB sebanyak 162 orang meninggal dunia, 326 warga luka-luka, dan 13.784 warga mengungsi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

, Canberra - Senin 21 November 2022 siang WIB gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hingga Selasa (22/11/2022), Seratusan orang dilaporkan tewas akibat lindu tersebut.

ABC Indonesia menelusuri seberapa parah dampak gempa tersebut dan bagaimana bila dibandingkan peristiwa gempa bumi lainnya di Indonesia.

Seberapa parah gempa di Cianjur?

Hingga Selasa pagi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 103 korban meninggal dunia akibat gempa tersebut. Saat berita ini dimuat, jumlah korban gempa Cianjur dilaporkan telah mencapai 162 jiwa.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, korban gempa mencapai 162 orang, mengikuti data 'call centre' BPBD Cianjur.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melaporkan kerusakan lebih dari tiga ribu unit rumah di Kabupaten Cianjur.

"Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur," bunyi pernyataannya.

Profesor Meghan Miller dari Australian National University mengatakan lokasi gempa di Jawa Barat ini turut mempengaruhi keparahan dampaknya.

"Kedalamannya cukup dangkal ... awalnya adalah sekitar 10 kilometer, tapi ini mungkin akan direvisi dari waktu ke waktu dengan adanya data baru yang masuk," ujar Profesor Meghan.

"Jawa Barat adalah wilayah yang sangat padat dan karena lokasi hiposentrumnya dangkal, getarannya menjadi kuat." 

2 dari 4 halaman

Jenis Gempa Apa?

Warga membawa sisa-sisa korban tsunami dan gempa 2004 yang ditemukan di Kajhu, Provinsi Aceh (19/12). Penemuan korban tersebut membuat warga sekitar kaget dan berbondong-bondong menggali tanah di area sekitar. (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Profesor Meghan mengatakan gempa di Cianjur ini merupakan gempa "strike-slip" atau patahan geser, berbeda dengan gempa bumi berdorongan besar yang terjadi di Aceh.

"Gempa ini terjadi di sesar atau patahan pulau Jawa sendiri," katanya.

"Ini adalah ketika dua sesar bertabrakan satu sama lain dan menciptakan seperti Sesar San Andreas ... atau Sesar Alpine di Selandia Baru."

 

 

3 dari 4 halaman

Bagaimana Dibandingkan Gempa Lainnya di Indonesia?

Warga membawa sisa-sisa korban tsunami dan gempa 2004 yang ditemukan di Kajhu, Provinsi Aceh (19/12). Penemuan korban tersebut membuat warga sekitar kaget dan berbondong-bondong menggali tanah di area sekitar. (AFP Photo/Chaideer Mahyuddin)

Penelusuran ABC Indonesia menemukan gempa Aceh pada tahun 2004 adalah yang terparah di Indonesia di abad 20.

Gempa yang terjadi pada 26 Desember 2004 tersebut berkekuatan M 9,3 dan menewaskan lebih dari 200.000 korban jiwa.

Gelombang tsunami setinggi 30 meter juga terjadi dengan kecepatan 100 meter per detik.

Menurut Profesor Meghan, gempa yang terjadi di Cianjur ini "lebih kecil dibanding gempa besar di Sumatra pada tahun 2004."

"Ini karena gempa bumi yang sangat besar umumnya terjadi di palung, yang turut mempengaruhi lempeng Australia di bawah Indonesia," katanya.

"Dan hal tersebut dapat menimbulkan gempa berukuran sangat besar karena patahannya juga sangat besar."

Menurutnya gempa Cianjur terjadi di bawah pulau Jawa.

"Dan karena [episentrumnya] sangat dekat dengan tempat tinggal warga, maka terjadi banyak kerusakan," katanya.

4 dari 4 halaman

Akan Ada Gempa Susulan?

Ilustrasi Gempa (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Dalam rilisnya, BNPB mengimbau warga untuk mengungsi bila merasa rumahnya belum aman dari bahaya gempa bumi.

"Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan," demikian keterangannya Senin kemarin (21/11).

Sementara itu, hingga hari ini (22/11), BMKG telah mencatat adanya 118 gempa susulan sejak peristiwa gempa tersebut.

Profesor Meghan mengatakan hal ini memang lumrah terjadi.

"Kita tidak bisa memprediksi gempa bumi tapi sudah pasti akan ada gempa susulan," katanya."Dan saya tahu beberapa memang sudah terjadi."

Tim gabungan BMPB sedang melakukan penanganan bencana pasca gempa dan menargetkan pencarian dan evakuasi untuk rampung dalam 14 hari.

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya