Aremania Doa Bersama Peringati 40 Hari Tragedi Kanjuruhan Besok

Tatang menjelaskan, pada pagi hari rangkaian kegiatan akan dimulai dengan khataman Alquran dan doa bersama serta tahlil dengan para ustad dari Yayasan Sunan Kalijogo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2022, 18:06 WIB
Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana membuka doa bersama ini dengan perasaan sedih. Sejak tragedi, Gilang aktif mengunjungi rumah korban sehingga dia merasakan betul duka yang dialami keluarga suporter. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Surabaya - Arema FC akan mengadakan doa bersama memperingati 40 hari tragedi Kanjuruhan pada 10 November 2022 mulai pukul 09.00 WIB.

"Doa dan tahlil untuk mendoakan para korban yang meninggal dunia dalam peristiwa tragedi Kanjuruhan, akan dilakukan setelah Ashar," kata Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI) Tatang Dwi Arifianto, Rabu (9/11/2022).

Tatang menjelaskan, pada pagi hari rangkaian kegiatan akan dimulai dengan khataman Alquran dan doa bersama serta tahlil dengan para ustad dari Yayasan Sunan Kalijogo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Menurutnya, dalam kegiatan tersebut akan diikuti oleh seluruh pemain, pelatih, ofisial, karyawan dan jajaran manajemen Arema FC. Selain itu, doa bersama dan tahlil tersebut rencananya juga akan diikuti oleh pendukung Singo Edan yang biasa disebut Aremania.

"Selain doa untuk para korban meninggal dunia, kami juga berdoa untuk kesembuhan bagi yang mengalami luka-luka," katanya.

Ia menambahkan, selain itu, ia juga berharap apa yang menjadi tuntutan Aremania untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut bisa segera terpenuhi. Rangkaian kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Kantor Arema FC, Jalan Mayjend Pandjaitan Kota Malang.

"Kami mendoakan agar apa yang menjadi tuntutan dan keinginan Aremania agar persoalan ini segera dituntaskan," ujarnya.

2 dari 2 halaman

135 Meninggal

Syal Arema FC dan Persebaya Surabaya diletakkan di atas tumpukan bunga duka cita di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (7/7/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu 1 Oktober usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Infografis Pembentukan TGIPF dan Penyidikan Tragedi Kanjuruhan. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya