Tinjau Dampak Banjir dan Longsor, Pj Gubernur Sulbar Minta Utamakan Daerah Terisolir

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan longsor, Jumat (14/10/22)

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 15 Okt 2022, 08:00 WIB
Pj Gubernur Sulbar Akmal malik meninjau lokasi terdampak banjir dan longsor di Desa Pammulukang Mamuju (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik meninjau lokasi terdampak banjir bandang dan longsor, Jumat (14/10/22). Dua lokasi itu, yakni di Desa Pammulukang dan Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju

Di Desa Pammulukang, Akmal melihat langsung dampak bencana yang hingga saat ini masih menjadi kendala bagi warga. Longsor menjadi kendala utama yang mengakibatkan lima dusun di desa itu hingga saat ini masih terisolir, yakni Dusun Betteng Batu, Rumbi Apo, Tatora, Pondok Indah dan Saludanga.

Sedangkan, di Desa Sondoang Akmal meninjau beberapa titik longsor yang sempat memutus akses penghubung antara Kabupaten Mamuju dan Mamasa. Ada tiga titik longsor besar dengan ketebalan meterial mencapai 2,5 meter di desa itu yang saat ini sudah bisa diatasi.

Pasca peninjauan, Akmal menginginkan pemerintah segera melakukan penanganan bencana dengan mengutamakan perbaikan wilayah yang terisolir. Dia juga memerintahkan kepada Dinas PUPR berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai untuk melakukan pemetaan penyebab banjir di Desa Pammulukang. 

"Dibutuhkan alat berat, namun terlebih dahulu naikkan drone. Kita petakan dulu untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir dan longsor dan juga untuk membuka jalan sehingga distribusi bantuan logistik dapat lancar," kata Akmal.

Akmal juga meminta warga yang menjadi korban banjir dan longsor agar bersabar menghadapi musibah yang terjadi. Saat ini, dia sedang mengusahakan meminta bantuan dari Kementerian PUPR, Sosial serta Kelautan dan Perikanan untuk membantu warga dalam penanganan bencana.

"Musibah ini tidak bisa kita duga. Kita ingin ada langkah komprehensif dalam penanganannya," ujar Akmal. 

Akmal berharap agar enam kabupaten di Sulawesi Barat wajib memiliki satu mobil dapur umum yang dapat dengan cepat digunakan dalam situasi bencana. Begitu juga dengan kepemilikan alat berat berupa ekskavator guna mengantisipasi bencana.

"Terpenting adalah kordinasi antara pihak balai sungai dan pemerintah daerah harus diperkuat. Ke depan kita harus lebih siap lagi menghadapi situasi seperti ini, karena daerah kita memang rawan bencana," harap Akmal.

Kepala Desa Pammulukang, Jasmin mengatakan ada 700 warganya dari 230 kepala keluarga yang masih terisolir hingga saat ini di lima dusun. Mereka harus berjalan sejauh 15 kilometer untuk mengambil bantuan di posko pusat yang ada di desanya akibat jalan terputus meterial longsor di beberapa titik yang mencapai empat kilometer.

"Bantuan saya tampung di rumah, kemudian kepala dusun bersama warga datang mengambil bantuan. Warga juga terkendala aliran listrik yang masih padam," kata Jasmin.

Jasmin bersyukur dengan peninjauan Pj Gubernur Sulawesi Barat ke daerahnya, karena dengan itu penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat. Utamanya akses jalan menuju lima dusun yang masih terisolir hingga saat ini.

"Besok disampaikan oleh gubernur tadi, ada dua alat berat, Insya Allah besok datang. Kita akan utamakan penanganan aliran sungai dan jalan menuju ke atas (dusun terisolir), karena ini sangat dibutuhkan warga," tutup Jasmin.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya