India Dilanda Pandemi Superbug, Apa Itu?

Pandemi superbug akibat resistensi antibiotik saat ini mengintai India.

oleh Resha Febriyana Putri diperbarui 14 Okt 2022, 10:52 WIB
Sejauh ini tidak ada obat atau perawatan untuk mencegah varikokel dan tidak semua varikokel butuh perawatan serius. (Copyright foto: Pexels.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - India menghadapi 'pandemi' superbug. Para ahli kesehatan masyarakat terkemuka di negara itu telah memperingatkan, karena resistensi terhadap antibiotik umum telah melonjak 10 persen hanya dalam satu tahun.

Hal ini disebabkan oleh penyalahgunaan antibiotik yang merajalela.

Kemunculan superbug sudah diperingatkan Dewan Riset Medis India sebelumnya melalui laporan tentang resistensi antimikroba (AMR).

Mereka mendesak tindakan untuk "pencegahan krisis kesehatan besar-besaran".

"Tingkat resistensi meningkat menjadi lima hingga sepuluh persen setiap tahun untuk antimikroba spektrum luas, yang sangat disalahgunakan," kata Kamini Walia, yang memimpin laporan.

"Resistensi antibiotik berpotensi menjadi pandemi dalam waktu dekat jika tindakan korektif tidak segera diambil," tambahnya.

Laporan yang diterbitkan minggu ini, memperingatkan bahwa hanya 43 persen infeksi pneumonia di India yang dapat diobati dengan antibiotik lini pertama pada tahun 2021 - turun dari 65 persen pada tahun 2016. Lalu, apa itu superbug?

Mengutip Mayo Clinic, Jumat (14/10/2022), superbug adalah strain bakteri, virus, parasit, dan jamur yang resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan obat lain yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi yang mereka sebabkan.

Contoh beberapa superbug termasuk bakteri resisten yang dapat menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.

Resistensi obat (resistensi antimikroba) adalah fenomena yang terjadi secara alami yang dapat diperlambat, tetapi tidak dapat dihentikan.

Seiring waktu, kuman seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur beradaptasi dengan obat yang dirancang untuk membunuh mereka dan berubah untuk memastikan kelangsungan hidup mereka.

Hal tersebut membuat perawatan standar sebelumnya untuk beberapa infeksi menjadi kurang efektif, dan terkadang tidak efektif.

Para peneliti terus mengevaluasi bagaimana kuman-kuman ini mengembangkan resistensi. Mereka juga mempelajari cara mendiagnosis, mengobati, dan mencegah resistensi antimikroba.

Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh dokter di Rumah Sakit Kasturba, negara bagian Maharashtra, India barat. Di RS Kasturba sendiri, sudah ada 1.000 tempat tidur yang terisi akibat penyakit itu.

Mengutip BBC, superbug merujuk ke infeksi kuman, bakteri dan jamur, yang resisten terhadap obat, termasuk antibiotik umum. Padahal antibiotik umum, dianggap sebagai garis pertahanan pertama melawan infeksi parah.

"Karena hampir semua pasien kami tidak mampu membeli antibiotik yang lebih tinggi, mereka menghadapi risiko kematian yang nyata," ungkap salah satu dokter RS Kasturba, SP Kalantri. 

2 dari 3 halaman

Apa Saja Gejalanya?

Ilustrasi mengalami stres di masa pandemi COVID-19. (Photo by prostooleh on Freepik)

Bagi sebagian orang, terinfeksi superbug tidak menimbulkan gejala sama sekali. Ketika orang sehat membawa kuman tanpa gejala, mereka dapat menginfeksi orang yang rentan tanpa menyadarinya.

N. gonorrhoeae, misalnya, adalah bakteri yang ditularkan secara seksual yang sering tidak terdeteksi karena tidak langsung menunjukkan gejala.

Namun, jika tidak diobati, gonore dapat merusak sistem saraf dan jantung Anda. Ini dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik, yang dapat mengancam jiwa.

Baru-baru ini, N. gonorrhoeae telah berevolusi untuk menahan pengobatan dengan sefalosporin, antibiotik yang pernah menjadi standar emas untuk membunuh organisme.

Ketika infeksi superbug memang menunjukkan gejala, mereka sangat bervariasi tergantung pada organisme mana yang menyerang. Gejala umum penyakit menular meliputi:

  • Demam,
  • Kelelahan,
  • Diare,
  • Batuk,
  • Nyeri sendi.

Gejala infeksi superbug terlihat sama dengan gejala infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejala-gejala tersebut tidak menanggapi antibiotik dan obat antijamur.

 

3 dari 3 halaman

Cara Pencegahan

Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk

Untuk melindungi diri Anda dari kuman berbahaya dan menurunkan risiko penyakit:

  • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, atau gunakan pembersih tangan berbasis alkohol
  • Menangani makanan dengan benar, seperti memisahkan makanan mentah dan matang, memasak makanan secara menyeluruh, dan menggunakan air bersih
  • Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit
  • Pastikan vaksinasi Anda mutakhir

Anda juga dapat membantu mengatasi resistensi antibiotik dengan:

  • Menggunakan antibiotik sesuai petunjuk dan hanya jika diperlukan
  • Menyelesaikan pengobatan penuh, bahkan jika Anda merasa lebih baik
  • Tidak berbagi antibiotik dengan orang lain

Pasien juga disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami beberapa gejala yang jadi kemungkinan risiko gejala pandemi superbug India.

 

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya