Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 13 Oktober 2022 dari BNI Sekuritas

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, IHSG berada dalam trend bearish, selama di bawah 7.148.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Okt 2022, 08:58 WIB
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Peluang rebound bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terbatas pada perdagangan Kamis (13/10/2022). Kondisi ini bisa terjadi selama IHSG di atas 6.902 & indikator membentuk candle spinning top.

Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, IHSG berada dalam trend bearish, selama di bawah 7.148. Sementara IHSG ditutup di bawah 5 day MA (6.989). Secara teknikal, indikator MACD bearish, stochastic rebound dari oversold, bertahan di atas support line, candle spinning top.

Menurut Andri, selama di atas support 6.902 - 6.925, IHSG masih berpeluang rebound dengan target 6.989, 7.082. Jika gagal, IHSG rawan menuju 6.870, 6.816.

"Level resistance pada perdagangan Kamis (13/10) yakni di 6.939, 6.989, 7.026, 7.082 dengan support 6.902, 6.870, 6.816, 6.778. Adapun perkiraan range pada hari ini di level 6.870 - 6.980,” tulis Andri dalam riset, Kamis (13/10)

Pada Rabu, 12 Oktober 2022, IHSG ditutup melemah 0,43% ke level 6.909,21. Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, bursa regional Asia Pasifik bergerak variatif pada 12 Oktober 2022. Bursa yang mencatat kenaikan signifikan adalah Shenzhen Index dan SSE Composite Index. Sementara TSEC Weighted Index mengalami koreksi Bersama dengan IHSG.

Korea Selatan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps). Kenaikan suku bunga ini sudah sesuai perkiraan. Sementara itu, dolar AS terus menguat terhadap JPY dan IDR.

Dari Amerika Serikat, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,10 persen, begitu juga dengan S&P 500 yang terkoreksi 0,33 persen.

Indeks Nasdaq juga turun sebesar 0,09 persen, dan S&P 500 turun enam hari perdagangan berturut-turut serta menyentuh level terendah sejak November 2020. Investor menanti data inflasi yang akan menunjukkan laju kenaikan suku bunga bank sentral AS, yakni Federal Reserve ke depan.

Federal Open Market Committee (FOMC) minutes menyatakan The Fed menargetkan akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi menunjukkan tanda-tanda penurunan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut merupakan rekomendasi saham dari BNI Sekuritas untuk perdagangan Kamis (13/10)

 

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Resistance : Rp 8.375, Rp 8.450, Rp 8.550, Rp 8.625.

Support: Rp 8.250, Rp 8.125, Rp 8.025, Rp 7.975.

Rekomendasi: buy if break  Rp 8.300, target Rp 8.425, Rp 8.500 . Stop loss di bawah Rp 8.125.

 

2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Resistance : Rp 4.050, Rp 4.100, Rp 4.170, Rp 4.250.

Support: Rp 3.950, Rp 3.880, Rp 3.800, Rp 3.750.

Rekomendasi: speculative buy target Rp 4.050, Rp 4.150. Stop loss di bawah Rp 3.880

 

3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Resistance : Rp 1.915, Rp 1.950, Rp 1.975, Rp 2.030.

Support: Rp 1.860, Rp 1.835, Rp 1.800, Rp 1.765.

Rekomendasi: buy if break Rp 1.880, target Rp 1.910, Rp 1.950. Stop loss di bawah Rp 1.835.

 

4.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Resistance : Rp 1.015, Rp 1.040, Rp 1.080, Rp 1.120.

Support: Rp 965, Rp 950, Rp 935, Rp 900.

Rekomendasi: BUY IF BREAK Rp 995, target Rp 1.015, Rp 1.040. Stop loss di bawah Rp 935.

 

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 12 Oktober 2022

Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Rabu (12/10/2022). Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham energi.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,43 persen ke posisi 6.909,20. Indeks LQ45 merosot 0,39 persen ke posisi 984,55. Sebagian besar indeks acuan tertekan. Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.990,58 dan terendah 6.870,28. Sebanyak 415 saham melemah sehingga menekan IHSG. 144 saham menguat dan 127 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.172.314 kali dengan volume perdagangan 28,6 miliar saham. Nilai transaksi Rp 13,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.371.

Mayoritas sektor saham melemah kecuali indeks sektor saham IDXenergy naik 0,99 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno susut 2,97 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 1,36 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi merosot 1,24 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur tergelincir 0,99 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXindustry terpangkas 0,72 persen, indeks sektor saham IDXproperty susut 0,68 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 0,61 persen, indeks sektor saham IDXhealth melemah 0,38 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,15 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG menandai skenario alternatif berjalan karena sudah menembus level support lainnya. Di sisi lain, pergerakan IHSG juga dipengaruhi sentimen global terutama bursa saham global yang koreksi. Hal ini seiring imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun naik kembali ke atas 3,9 persen.

“Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan bursa global dan regional Asia yang rata-rata bergerak terkoreksi,” kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia pada 12 Oktober 2022

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2022 dengan indeks berjuang mencari arah seiring fokus terhadap kondisi ekonomi global. Investor menanti data inflasi Amerika Serikat pekan ini.

Indeks Shanghai di bursa saham China naik 1,53 persen menjadi 3.025,51. Indeks Shenzhen bertambah 2,4 persen ke posisi 10.838,48.

Indeks Hang Seng melemah 0,56 persen dan indeks Hang Seng teknologi naik 0,11 persen. Di Jepang, indeks Nikkei merosot ke posisi 26.396,83 dan indeks Topix turun 0,12 persen ke posisi 1.869. Yen berada di posisi 146 terhadap dolar AS. Indeks ASX 200 bertambah 0,04 persen ke posisi 6.647,50.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,47 persen ke posisi 2.202,47. Indeks Kosdaq menguat 0,32 persen ke posisi 671,67.

Bank sentral Korea Selatan naikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 3 persen. Won Korea Selatan menguat dan berada di posisi 1,424.71.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya