Jokowi Sebut Tugas Hakim Konstitusi Semakin Berat, Tak Hanya Tegakkan Keadilan

Presiden Jokowi membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia atau WCCJ di Bali.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Okt 2022, 23:30 WIB
Jokowi membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia atau WCCJ di Bali. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa tugas hakim konstitusi saat ini semakin sulit. Jokowi mengatakan tugas hakim kini bukan hanya menegakkan keadilan, namun juga dihadapkan pada sejumlah krisis yang butuh penanganan serius.

"Tugas Bapak/Ibu Yang Mulia hakim konstitusi dan juga tugas kita bersama saat ini semakin sulit dan semakin berat. Selain menegakkan konstitusional justice, semua negara di dunia saat ini harus menangani beberapa krisis," kata Jokowi saat membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia atau The World Conference on Constitutional Justice (WCCJ) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Provinsi Bali, pada Rabu (5/10/2022).

"Tugas Bapak, Ibu, Yang Mulia hakim konstitusi, dan juga tugas kita bersama saat ini makin sulit dan makin berat. Selain menegakkan constitutional justice, semua negara di dunia saat ini harus menangani beberapa krisis," kata Jokowi.

Dia menjelaskan bahwa krisis tersebut dikarenakan oleh pandemi yang belum sepenuhnya berakhir. Selain itu, perekonomian dunia yang belum sepenuhnya bangkit, dan perang antara Rusia-Ukraina.

Perang ini mengacaukan rantai pasok perdagangan global. Jokowi pun menyampaikan bahwa semua negara saat ini harus berjuang dan bekerja sama dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial.

"Kita harus bersama-sama berjuang untuk menghentikan perang dan membangun perdamaian, tetapi kita juga harus bersiap untuk memitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

"Masing-masing negara pasti mencari titik sinergi antara constitutional justice dan penanganan krisis," sambung Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi Berharap WCCJ Jadi Forum Bertukar Pikiran dan Pengalaman

Jokowi berharap konferensi yang dihadiri 119 negara tersebut dapat menjadi forum untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Dia ingin ada langkah bersama lintas negara dalam membangun perdamaian, dalam menangani krisis, dan sekaligus dalam menegakkan keadilan konstitusional.

"Di tengah menguatnya rivalitas antarnegara baik di bidang militer maupun ekonomi, kita harus memperkuat rajutan persahabatan antarbangsa. Kita harus mendorong jalinan kerja sama antarnegara," tutur dia.

Menurut dia, semua negara harus memperbanyak kolaborasi untuk mewujudkan stabilitas perdamaian dan kemakmuran dunia. Jokowi mengajak semua negara memperluas ruang-ruang kerja sama baik dalam konteks bilateral maupun multilateral.

"Persaudaraan dan solidaritas harus terus kita bangun dengan langkah-langkah yang nyata dan hasil-hasil yang nyata," pungkas Jokowi.

Seperti diketahui, Kongres ke-5 WCCJ menjadi forum internasional dengan level tertinggi untuk badan peradilan konstitusi mengingat sampai dengan tahun 2022 ini tercatat 119 negara menjadi anggota WCCJ.

Di samping menjadi forum diskusi, tukar pikiran, berbagi pengalaman, dan praktik terbaik di antara anggota WCCJ, kongres ini merupakan salah satu upaya MKRI untuk meningkatkan kualitas putusan, sekaligus kesempatan untuk semakin meneguhkan kedudukan Indonesia sebagai negara hukum demokratis berdasarkan ideologi Pancasila.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya