Akuisisi Dua Perusahaan Sawit, Sumber Tani Agung Rogoh Rp 306 Miliar

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) mengambil alih saham HSK dan SAL itu dari Sumatera Plantations Pte Ltd dan PT Bio Permai.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Okt 2022, 15:13 WIB
Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis

Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) melalui anak usaha PT Transpacific Agro Industry (TPAI) dan PT Madina Agrolestari (MAL) menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat atas 100 persen kepemilikan saham PT Sawit Agro Lestari (SAL) dan PT Hanuraba Sawit Kencana (HSK).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/10/2022), PT Sumber Tani Agung Resources Tbk mengambil alih saham atau akuisisi HSK dan SAL itu dari Sumatera Plantations Pte Ltd dan PT Bio Permai.

Perseroan membeli 87.644 saham dengan harga pembelian Rp 256 miliar untuk pengambilalihan HSK. Sedangkan untuk pengambilalihan saham SAL sebanyak 52.320 saham dengan harga Rp 50 miliar. Dengan demikian, total pembelian saham dua perusahaan itu sebesar Rp 306 miliar.

Perseroan menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan penjual sebagaimana diatur menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal. Oleh karena itu, transaksi tidak tunduk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.

Selain itu, transaksi tersebut juga bukan merupakan transaksi material berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama.

“Dampak transaksi ini adalah terjadinya perubahan pengendali terhadap HSK dan SAL dari pengendali yang lama yaitu Sumatera Plantations Pte Ltd menjadi TPAI, sebagai pengendali yang baru,” tulis Direktur Utama PT Sumber Tani Agung Resources Tbk, Mosfly Ang.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 3 Oktober 2022, saham STAA menguat 2,58 persen ke posisi Rp 1.195 per saham. Saham STAA dibuka naik 35 poin ke posisi Rp 1.200 per saham.

Saham STAA berada di level tertinggi Rp 1.205 dan terendah Rp 1.150 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.156 kali dengan volume perdagangan 182.655 saham. Nilai transaksi Rp 21,6 miliar.

2 dari 4 halaman

Harga IPO Perseroan

Konferensi pers PT Sumber Tani Agung Resources pada Rabu (9/2/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menetapkan harga saham perdana Rp 600 per saham dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Harga saham perdana yang ditetapkan tersebut berada di batas atas dari kisaran harga yang ditawarkan Rp 470-Rp 605 per saham.

Mengutip prospektus perseroan di laman e-ipo.co.id, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menawarkan 877.072.000 saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham yang diterbitkan tersebut 8,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.

PT Sumber Tani Agung Resources Tbk menetapkan harga perdana Rp 600 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 526,24 miliar.

Perseroan juga mengadakan program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan atau management and employee stock option program (MESOP) dengan jumlah 1,28 persen saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Jumlah saham yang ditetapkan dalam MESOP sebanyak 141.176.000 saham.

 

 

3 dari 4 halaman

Selanjutnya

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 85.870.100 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 0,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor penih setelah IPO. Harga penawaran Rp 600 per saham. Jumlah keseluruhan IPO sebanyak-banyaknya 962.942.100 saham dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 577,76 miliar.

Perseroan akan memakai dana hasil IPO ini antara untuk pembangunan industri hilir oleh PT Sumber Tani Agung Oils and Fats (STAOF) yang berlokasi di Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai, Riau.

Selain itu, dana IPO akan digunakan untuk belanja modal antara lain sekitar 56 persen untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT/CPO per hari, dan diperkirakan selesai Oktober 2023. Selanjutnya sekitar 22 persen untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.

Sekitar 22 persen akan digunakan untuk tangka timbun berkapasitas 35.000 MT tersebut membutuhkan waktu 22 bulan yang diperkirakan selesai Oktober 2023.

Perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Sesudah IPO, pemegang saham perseroan antara lain PT Malibu Indah Lestari sebesar 36,78 persen, PT Kedaton Perkasa sebesar 28,94 persen, Russel Maminta Wijaya sebesar 13,26 persen. Selain itu, Gani sebesar 6,35 persen, Lele Tanjung sebesar 3,76 persen, Hardi Mistani sebesar 2,85 persen dan masyarakat sebesar 8,06 persen.

4 dari 4 halaman

IPO Perseroan

Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang hilirisasi, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) berencana mengembangkan usaha di bidang refinery. Untuk merealisasikan rencana itu, Sumber Tani Agung Resources akan menghimpun dana dari pasar modal melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).

Direktur Utama Sumber Tani Agung Resources, Mosfly Ang menuturkan, Perseroan akan menawarkan sebanyak banyaknya 877.072.000 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah itu mewakili sebanyak-banyaknya 8,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran Rp 470-605 setiap saham.

Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana hingga Rp 530,63 miliar. Adapun PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT CIMB Niaga Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi tersebut.

"Perseroan akan menggunakan seluruh dana dari Penawaran Umum Perdana Saham untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan seluas 42,6 Ha,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (9/2/2022).

Secara rinci, sekitar 54 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO per hari.

Kemudian sekitar 23 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga. Sisanya, sekitar 23 persen digunakan untuk tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT. Ketiga proyek tersebut akan digarap selama 22 bulan dan diperkirakan rampung pada Oktober 2023.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya