Menlu Retno Marsudi Singgung Pasokan Pupuk Dunia Berdampak ke Kondisi Pangan

Menlu Retno menegaskan soal pentingnya pasokan pupuk dunia karena akan berdampak ke situasi pangan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 26 Sep 2022, 14:12 WIB
Menlu RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di sela-sela SMU PBB ke-77 di New York, (22/09/2022). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di sela-sela SMU PBB ke-77 di New York, (22/09/2022). ​

Pada kesempatan tersebut, Menlu menekankan pentingnya pasokan pupuk dunia untuk atasi krisis pangan dan menjelaskan mengenai persiapan KTT G20.

“Jika kita gagal mengatasi masalah pupuk, situasi pangan akan memburuk, khususnya terkait beras. Dan masalah beras ini berkaitan dengan 2 miliar manusia," kata Menlu, seperti dilansir dari laman resmi Kemlu, Senin (26/6/2022). 

Pada kesempatan tersebut, Menlu RI juga membahas persiapan KTT G20. Dunia menumpukkan harapan pada G20 sebagai katalis pemulihan ekonomi global, dan G20 harus dapat memenuhi harapan tersebut. Lebih jauh, dia mangatakan bahwa G20 tidak boleh tersandera oleh dinamika geopolitik.

“Saya harap negara MIKTA dapat mendukung keberhasilan G20, terutama KTT 20 di Bali pada November mendatang, dan memastikan KTT dapat menghasilkan concrete deliverables yang berisi komitmen untuk mengatasi tantangan global," ujar Menlu Retno.

Menlu juga menyinggung mengenai situasi warga Rohingya yang tak kunjung membaik, bahkan cenderung memburuk.

Sebanyak 1,1 juta warga Rohingnya terperangkap di Cox Bazaar dan rentan menjadi korban perdagangan manusia dan radikalisme. Upaya mengatasi isu ini dipersulit oleh situasi di Myanmar yang juga tidak mudah karena tidak ada kemajuan dalam penerapan 5 Poin Konsensus.

2 dari 4 halaman

Bahas di Forum MIKTA

Menlu RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) di sela-sela SMU PBB ke-77 di New York, (22/09/2022). (Dok: Kemlu RI)

Menyangkut isu perlindungan sosial yang menjadi topik pertemuan, Menlu RI menggarisbawahi pentingnya memperluas cakupan perlindungan sosial di tingkat nasional dan memperkecil kesenjangan cakupan jaminan sosial antar negara.

Pada pertemuan tersebut, para Menlu MIKTA tekankan komitmen MIKTA sebagai middle-power untuk berikan kontribusi konkrit dalam atasi krisis kemanusiaan di beberapa negara, khususnya untuk membantu meningkatkan social protection untuk antisipasi krisis di masa depan.

Indonesia akan menjadi Ketua MIKTA pada tahun 2023.

3 dari 4 halaman

Menlu Retno Sorot Isu Perdamaian, Sebut Kolaborasi Jadi Solusi Krisis Global

Menlu Retno dalam forum Champions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG) (21/09/2022). (Dok: Kemlu RI)

Menlu RI Retno Marsudi menegaskan bahwa kolaborasi dan perdamaian menjadi solusi atas krisis dan konflik global. 

“Semangat perdamaian dan kolaborasi harus menjadi acuan dalam penanganan triple-crises yang dihadapi saat ini,"​ pesan Menlu Retno dalam pertemuan terbatas Champions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG) (21/09/2022), seperti dikutip dari laman Kemlu.go.id, Senin (26/9/2022). 

Pada forum tersebut, Menlu Retno menegaskan kembali pentingnya reintegrasi pupuk ke dalam pasar global.

Jika tidak, harga pupuk dunia akan semakin tinggi dan krisis akan semakin memburuk, yang akan mendorong miliaran orang ke jurang kelaparan.  

4 dari 4 halaman

Pentingnya Pasokan Pupuk

Menlu Retno Marsudi menyuarakan paradigma baru demi mencegah konflik dan perang di Forum Gerakan Non-Blok di New York, (21/9/2022). (Dok: Kemlu RI)

Secara khusus, Menlu Retno mengangkat mengenai pentingnya untuk segera atasi isu terkait rantai pasokan pupuk yang dapat menjadi ancaman lebih besar di masa mendatang, jika tidak teratasi.

Indonesia, sebagai Presiden G20, terus berupaya untuk mencari solusi nyata untuk tangani triple crises yang tengah dihadapi dunia.

Untuk memperkuat arsitektur kesehatan dunia, Presidensi Indonesia mendorong terbentuknya Financial Intermediary Funding for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response (FIF), yang hingga saat ini telah terkumpul komitmen dana sebesar USD 1.4 miliar.

Presidensi Indonesia juga mendorong terbentuknya Bali COMPACT, yang akan menjadi panduan transisi energi, dari segi akses teknologi dan pendanaan.

Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya