Indonesia Masih Impor Produk China hingga Rp 9,44 Triliun

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor produk non migas dari China ke Indonesia masih jadi yang tertinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Sep 2022, 16:05 WIB
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor produk non migas dari China ke Indonesia masih jadi yang tertinggi. Di bulan Agustus 2022 nilai impor dari China mencapai Rp 9,44 triliun atau USD 633,9 juta.

"Peningkatan impor non migas terbesar dari Tiongkok (China) naik menjadi USD 633,9 juta," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022).

Setianto mengatakan impor dari China di bulan Agustus naik 10,67 persen. Peningkatan terbesar dari kelompok mesin, peralatan mekanis dan bagiannya; bahan bakar mineral, mesin perlengkapan elektronik dan bagiannya.

Selain itu, impor produk non migas dari Jerman, Malaysia, Australia dan Kazakhstan juga meningkat. Masing-masing USD 142 juta untuk Jerman, USD 125,7 juta untuk Malaysia, USD 119,8 juta untuk Australia dan USD 103,2 juta untuk Kazakhstan.

Sementara itu, penurunan impor produk non migas terbesar dari Singapura. Kinerja impornya turun 8,34 persen menjadi USD 73 juta.

"Penurunan terbesar buat komoditas mesin, perlengkapan elektronik dan bagiannya; bahan kimia organik; dan garam, belerang, batu dan semen," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Impor Negara Lain Juga Turun

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penurunan impor juga terjadi di beberapa negara lain. Sehingga impor dari Argentina menjadi USD 62,8 juta, Thailand menjadi USD 45,1 juta, Yordania menjadi USD 23,7 juta dan Qatar menjadi USD 22,8 juta.

Sebagai informasi, BPS mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2022 sebesar USD 22,15 miliar. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 3,77 persen (mtm) yang sebesar USD 21,35 miliar.

Tak hanya secara bulanan, impor Indonesia juga mengalami lonjakan tinggi dibandingkan tahun lalu hingga 32,81 persen.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Neraca Perdagangan RI Surplus USD 34,9 Miliar di Januari-Agustus 2022

Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indonesia terus mencatat surplus neraca perdagangan barat selama 28 bulan beruntun sejak Mei 2020 hingga Agustus 2022. Tak hanya secara waktu, tapi volume perdagangan RI juga menunjukan adanya grafik peningkatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan barang RI selama periode Januari-Agustus 2022 saja sukses membukukan surplus hingga mencapai angka USD 34,92 miliar.

"Untuk neraca perdagangan barang secara kumulatif dari Januari-Agustus 2022 mencatat surplus sebesar USD 34,92 miliar, atau tumbuh sebesar 68,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Kamis (15/9/2022).

Setianto menjabarkan, nilai ekspor sebesar USD 194,60 miliar selama 8 bulan pertama tahun ini meningkat 35,42 persen dari periode Januari-Agustus 2021 yang sekitar USD 143,70 miliar.

 

4 dari 4 halaman

Impor

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara nilai impor sebesar USD 159,68 miliar juga meroket 29,84 persen dibanding impor per Agustus 2021 yang sebesar USD 122,98 miliar.

Untuk neraca perdagangan barang di sektor non migas mencatat surplus USD 51,67 miliar. Namun sayang, untuk perdagangan migas Indonesia masih mengalami defisit USD 16,76 miliar.

"Neraca perdagangan non migas mengalami surplus, sementara neraca perdagangan migas mengalami defisit," ujar Setianto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya