OJK: Laba Emiten Tumbuh 50,49 Persen pada Semester I 2022

OJK mencatat 332 emiten membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba pada semester I 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Sep 2022, 17:40 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, laba emiten meningkat 50,49 persen pada semester I 2022. Dari sisi kinerja emiten, secara umum juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. 

"Dari 481 emiten listing saham yang telah menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan 2022, sebanyak 332 emiten (69,03 persen) menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 20,69 persen yoy dan peningkatan laba sebesar 50,49 persen," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (5/9/2022).

Dia juga menuturkan, pasar saham Indonesia terpantau menguat. "Sejalan dengan perkembangan positif kondisi domestik tersebut, pasar saham Indonesia terpantau menguat," kata dia.

Hingga 31 Agustus 2022, IHSG tercatat menguat sebesar 3,27 persen month to date (mtd) ke level 7.178,59 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 7,52 triliun. 

Selanjutnya di pasar Surat Berharga Negara atau SBN, nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 10,5 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN turun 15,90 bps mtd pada seluruh tenor. 

Kemudian, penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.

"Penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menuturkan, OJK juga menyadari pentingnya peran infrastruktur pasar yang kuat dan perlindungan konsumen yang efektif dalam mendukung terjaganya stabilitas sistem keuangan.

"Oleh karena itu, OJK akan memperkuat infrastruktur pasar dan meningkatkan perlindungan konsumen," kata Mirza.

 

 

2 dari 4 halaman

Langkah Perkuat Infrastruktur Pasar

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pertama, di sektor pasar modal, OJK akan menyiapkan regulasi dan infrastruktur bursa karbon berkoordinasi dengan stakeholder terkait, mendukung implementasi keuangan berkelanjutan, serta pengembangan pasar modal syariah dengan mengembangkan aset wakaf melalui pasar modal syariah dan mendorong pendanaan dari pasar modal syariah bagi pelaku industri halal.

Kedua, OJK akan meningkatkan pendalaman pasar dari sisi supply, dengan mendorong penambahan instrumen pasar modal sebagai alternatif produk investasi, antara lain dalam bentuk produk terstruktur. Pada akhir Agustus 2022, OJK telah memberikan pernyataan efektif atas waran terstruktur. 

Ketiga, dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor, OJK melakukan berbagai upaya untuk menunjang aspek perlindungan investor, seperti mendorong pengawasan khusus oleh Bursa Efek atas saham yang memenuhi kriteria tertentu seperti going concern. 

Saat ini atas saham dalam pengawasan khusus dimaksud telah diimplementasikan melalui pemberian notasi khusus dan akan ditempatkan pada papan pemantauan khusus. 

 

3 dari 4 halaman

Penerapan Prinsip Keterbukaan

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keempat, OJK juga telah menerbitkan POJK Nomor 15/POJK.04/2022 tentang pemecahan saham dan penggabungan saham oleh Perusahaan Terbuka.

Kebijakan ini bertujuan memberikan landasan hukum bagi Perusahaan Terbuka yang akan melakukan stock split dan reverse stock split agar tercipta kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang saham dan masyarakat. 

Di samping itu, kebijakan tersebut juga mendorong penerapan prinsip keterbukaan bagi Perusahaan Terbuka yang akan melakukan stock split dan reverse stock split di antaranya mendapatkan persetujuan prinsip dari Bursa Efek terlebih dahulu, melakukan keterbukaan informasi berikut laporan penilai independen (jika diperlukan), dan juga meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4 dari 4 halaman

Penghimpunan Pasar Modal Tembus Rp 168,75 Triliun

Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, pasar saham Indonesia terpantau positif yang didukung kondisi dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dari penghimpunan dana dari pasar modal tembus Rp 168,75 triliun hingga Agustus 2022.

"Sejalan dengan perkembangan positif kondisi domestik tersebut, pasar saham Indonesia terpantau menguat," kata Inarno dalam konferensi pers OJK, Senin (5/9/2022).

Hingga 31 Agustus 2022, IHSG tercatat menguat sebesar 3,27 persen month to date (mtd) ke level 7.178,59 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 7,52 triliun. 

"IHSG tercatat menguat sebesar 3,27 persen month to date (mtd) ke level 7.178,59 dengan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 7,52 triliun," ujar dia.

Selanjutnya di pasar Surat Berharga Negara atau SBN, nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp 10,5 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN turun 15,90 bps mtd pada seluruh tenor. 

Kemudian, penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten.

"Penghimpunan dana di pasar modal hingga 31 Agustus 2022 tercatat sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48 emiten," kata dia.

Dari sisi kinerja emiten di pasar modal Indonesia, secara umum juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. 

Sementara itu, sebanyak 332 emiten atau 69,03 persen menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 20,69 persen secara tahunan dan peningkatan laba sebesar 50,49 persen pada semester I 2022.

"Dari 481 emiten listing saham yang telah menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan 2022, sebanyak 332 emiten (69,03 persen) menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan tercatat sebesar 20,69 persen yoy dan peningkatan laba sebesar 50,49 persen,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya