Resesi Mengancam, Harga Emas Naik Tipis

Harga emas naik tipis pada hari Jumat karena dolar AS melemah dan kekhawatiran resesi mendukung daya tarik safe-haven.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 25 Jun 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik tipis pada hari Jumat karena dolar AS melemah dan kekhawatiran resesi mendukung daya tarik safe-haven. Akan tetapi kenaikan suku bunga yang membayangi membuat aset yang tidak menghasilkan di jalur penurunan mingguan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (25/6/2022), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1,824,69 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah satu minggu di USD 1,816,10. Emas berjangka AS menetap di USD 1.830.3.

Meningkatkan daya tarik emas, indeks dolar turun lebih dari 0,2 persen.

"Ada pertemuan kekuatan yang mendorong harga emas di kedua arah, memaksanya untuk tetap dalam kisaran kecil," kata ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali.

“Kami memiliki risiko resesi dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global yang mendorong arus masuk ke emas sebagai tempat yang aman. Di sisi lain, kami memiliki komitmen Fed untuk memerangi inflasi yang berkontribusi pada kenaikan suku bunga riil yang signifikan,” tambahnya.

Logam mulia dianggap sebagai lindung nilai inflasi tetapi suku bunga AS yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk menahannya.

"Kami berpikir bahwa emas memiliki beberapa potensi kenaikan kecil di paruh kedua tahun ini, perkiraan untuk USD 1.900," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.

 

2 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Penampakan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018, harga emas Antam berada di posisi Rp 665 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam jangka pendek, bagaimanapun, The Fed akan menaikkan suku secara agresif, memberikan beberapa hambatan untuk emas, Fritsch menambahkan.

Di pasar fisik, penjual menawarkan diskon lebih besar di India minggu ini untuk memikat pembeli saat musim pernikahan berakhir, sementara beberapa konsumen di China membeli emas untuk lindung nilai terhadap kekhawatiran ekonomi.

“Risiko resesi yang meningkat mencegah posisi short langsung untuk saat ini, tetapi kami memperkirakan emas akan kembali melacak hasil nyata untuk sisa tahun 2022, menekan harga emas lebih rendah (meskipun dengan lantai yang lebih tinggi mengingat respons pasar fisik terhadap harga yang lebih rendah),” Standard Analis Chartered Suki Cooper mengatakan dalam sebuah catatan.

3 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini, Tembus USD 1.900 per Ounce?

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Harga emas diprediksi akan berada di level USD 1.800-USD 1.900 per ounce. Hal ini salah satunya ditopang oleh lonjakan inflasi yang akan menjad pendorong utama untuk kenaikan harga emas.

Selain inflasi, meningkatnya risiko resesi ekonomi juga dapat mendorong pembelian emas jika investor terus takut kehilangan aset lainnya.

"Emas telah melakukan 'pekerjaan yang spektakuler'. Tapi itu tidak berarti logam mulia tidak terkoreksi di sini dan kembali ke USD 1.800. "Itu tidak akan menjadi kekalahan tetapi koreksi sederhana," kata kepala strategi komoditas global TD Securities Bart Melek, dikutip dari KItco, Senin (20/6/2022).

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Seorang petugas menunjukkan koleksi emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Jumat (25/3/2022). Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam kembali naik. Hari ini harga emas Antam naik Rp 6.000 menjadi Rp 1 juta per gram, pada 25 Maret 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemikiran di balik proyeksi Melek adalah sikap Bank Senral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang gigih dan tidak akan menyerah pada kenaikan suku bunga agresif sebagai tanda pertama masalah ekonomi.

 "Kecurigaan saya adalah bahwa The Fed tidak akan berubah pikiran dalam waktu dekat," katanya. 

"Sangat mungkin akan ada banyak kenaikan yang lebih agresif dalam menghadapi kekuatan inflasi yang kuat, yang kemungkinan akan membawa harga emas kembali ke posisi terendah pada Mei lalu," tutur dia,

Ini berarti harga emas akan kembali ke kisaran USD 1.824-USD 1.808 dalam waktu dekat. 

"Masih berpikir kita bisa turun di bawah USD 1.800 pada akhir tahun. Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Fed akan terkelupas pada tanda pertama masalah. Bisa jadi dalam situasi di mana pertumbuhan mulai melambat, tetapi kita tidak akan melihatnya. Pergerakan inflasi  yang signifikan akan terjadi hingga September atau Oktober," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya