Secret Service AS Sita Kripto Rp 1,4 Triliun

Agen dan analis secara aktif melacak aliran Bitcoin dan cryptocurrency lainnya di blockchain

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Mei 2022, 18:52 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.

Liputan6.com, Jakarta - Secret Service AS menindak transaksi mata uang digital ilegal, menyita lebih dari USD 102 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam cryptocurrency dari penjahat sehubungan dengan investigasi terkait penipuan.

Asisten direktur investigasi, David Smith mengatakan agen dan analis secara aktif melacak aliran Bitcoin dan cryptocurrency lainnya di blockchain. Terkenal karena melindungi presiden, Secret Service juga melakukan investigasi keuangan dan kejahatan dunia maya.

"Ketika Anda mengikuti dompet mata uang digital, itu tidak berbeda dari alamat email yang memiliki beberapa pengidentifikasi yang berkorelasi,” kata Smith, dikutip dari CNBC, Senin (9/5/2022). 

“Begitu seseorang dan orang lain melakukan transaksi, dan itu masuk ke blockchain, kami memiliki kemampuan untuk mengikuti alamat email atau alamat dompet itu, jika Anda mau, dan melacaknya melalui blockchain,” lanjut dia. 

Penyitaan lebih dari USD 102 juta dalam kripto telah terjadi dalam 254 kasus sejak 2015, menurut statistik yang dikumpulkan oleh agensi. Kasus-kasus itu termasuk penyelidikan dengan Polisi Nasional Rumania di mana 900 korban di seluruh AS menjadi sasaran.

Skema itu melibatkan pemasangan iklan palsu di situs lelang dan penjualan online populer untuk barang-barang mewah yang nyatanya tidak ada, dan pengiriman faktur yang diduga berasal dari perusahaan terkemuka.

"Hal itu membuatnya tampak seperti transaksi nyata. Para pelaku kemudian terlibat dalam skema pencucian uang di mana dana korban diubah menjadi aset digital,” ujar Smith. 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kasus Lain

Ilustrasi kripto

Kasus lain menargetkan sindikat kejahatan dunia maya Rusia yang menggunakan pertukaran kripto untuk mencuci dana serta operasi ransomware yang terkait dengan penjahat Rusia dan Korea Utara di mana pembayaran bitcoin oleh perusahaan AS untuk menghentikan serangan dikirim ke dompet kripto tersangka.

"Salah satu hal tentang cryptocurrency adalah ia menggerakkan uang lebih cepat daripada format tradisional. Apa yang ingin dilakukan penjahat adalah membuat air menjadi keruh dan berusaha untuk mengaburkan aktivitas mereka. Apa yang ingin kami lakukan adalah melacaknya secepat yang kami bisa, seagresif mungkin, secara linier,” ujar Smith.

Setelah Secret Service menemukan aktivitas ilegal, mereka bekerja untuk "menggali lebih dalam transaksi tersebut dan mendekonstruksi. Penyelidik menemukan pencuri akan mentransfer Bitcoin curian dan mata uang digital lainnya ke Stablecoin. Jadi, untuk melacak aktivitas ini, mereka mengawasi pasar.

“Karena, kamu tahu, para penjahat, mereka juga manusia. Mereka ingin menghindari beberapa volatilitas pasar yang terkait dengan beberapa koin utama,” pungkas Smith.

3 dari 4 halaman

Klub Sepakbola Ukraina Galang Dana Melalui Penjualan

Ilustrasi NFT

Sebelumnya, marketplace NFT Binance pada Jumat mengumumkan peluncuran koleksi NFT FC Shakhtar Donetsk, salah satu klub sepakbola profesional top Ukraina.

Shakhtar akan melelang sembilan jersey bertanda tangan dalam bentuk NFT sebagai bagian dari inisiatif 'Football for Peace'. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk mendukung anak-anak Ukraina yang terkena dampak permusuhan militer di negara mereka dengan menyelenggarakan pertandingan persahabatan dan menyumbangkan hasil dari tiket.

Binance merinci dalam sebuah posting blog, menyebut lelang telah dimulai sejak 7 Mei dan akan berlangsung selama seminggu.

"Penawar tertinggi masing-masing akan menerima jersey FC Shakhtar Donetsk edisi terbatas dengan logo 'Football for Peace' di atasnya," tulis platform perdagangan NFT Binance, dikutip dari Bitcoin.com, Senin, 9 Mei 2022.

Jersey tersebut akan ditandatangani oleh semua pemain dan pelatih Shakhtar, termasuk bintang Ukraina Taras Stepanenko, Mikhail Mudryk, dan Andriy Pyatov.

Selanjutnya, 10.000 Kotak Misteri NFT akan disiapkan untuk dijual dengan harga 10 Binance USD (BUSD). Mereka juga akan tersedia di Binance NFT Marketplace mulai Sabtu.

Hasil dari lelang dan penjualan kotak misteri akan disumbangkan ke Dana Sosial Shakhtar dan Dana Bantuan Amal Binance. Uang itu akan digunakan untuk membantu warga Ukraina yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

 

4 dari 4 halaman

Bergantung pada Cryptocurrency

Ilustrasi kripto

CEO FC Shakhtar Donetsk, Sergei Palkin mengatakan berdedikasi untuk membantu komunitas Ukraina untuk keluar dari krisis saat ini.

“Sepanjang krisis yang sedang berlangsung di Ukraina, aset digital, termasuk NFT, telah memainkan peran penting dalam memberikan bantuan yang cepat, efisien, dan sederhana kepada mereka yang membutuhkan,” kata Palkin kepada Binance NFT.

Sejak Rusia meluncurkan invasi militernya pada akhir Februari, Ukraina semakin bergantung pada sumbangan cryptocurrency dan telah mengumpulkan jutaan dolar dalam koin digital untuk mendanai pertahanannya dan memecahkan masalah kemanusiaan.

Anggota komunitas kripto dan negara lain telah memberikan atau menjanjikan dukungan untuk upaya ini.

Shakhtar awalnya berbasis di kota Donetsk, Ukraina Timur, yang saat ini dikendalikan oleh pasukan separatis pro-Rusia. Konflik militer di wilayah Donbas memaksa klub sepak bola untuk memindahkan markasnya ke Kyiv. Sejak 2014, Shakhtar telah memainkan pertandingan kandangnya di Lviv, Kharkiv, dan ibu kota Ukraina.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya