Mengenal Siti Latifah Herawati Diah yang Menjadi Google Doodle Hari Ini

Siti Latifah Herawati Diah menjadi Google Doodle pada hari ini, Minggu (3/4/2022).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Apr 2022, 14:57 WIB
Google Doodle Siti Latifah Herawati Diah. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Siti Latifah Herawati Diah menjadi Google Doodle pada hari ini, Minggu (3/4/2022). Google Doodle merupakan gambar yang muncul di halamaan pertama saat kita membuka maman Google.

Rupanya, Siti Latifah Herawati Diah pada Google Doodle karena hari ini merupakan hari ulang tahunnya. Lantas, siapakah sebenarnya sosok Siti Latifah Herawati Diah?

Siti Latifah Herawati Diah lahir pada 3 April 1917. Ia merupakan sosok jurnalis perempuan pertama di Indonesia dan juga menjadi saksi dan pelaku dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Siti Latifah adalah anak dari pasangan Raden Latip dan Siti Alimah. Raden Latip sendiri merupakan dokter yang bekerja di Biliton Maatschappij.

Selain menjadi seorang jurnalis, sosok Siti Latifah Herawati Diah juga seorang istri dari mantan Menteri Penerangan Burhanuddin Mohammad Diah atau BM Diah.

Berikut profil singkat Siti Latifah Herawati Diah yang muncul menjadi Google Doodle pada hari ini dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

 

2 dari 5 halaman

1. Profil Keluarga

Siti Latifah Herawati Diah, tokoh pers senior Indonesia, mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (30/9) pagi. (Foto: Times Indonesia.co.id)

Siti Latifah Herawati Diah lahir pada 3 April 1917 di Tanjung Pandan, Belitung.

Ia adalah sosok jurnalis perempuan pertama di Indonesia dan juga menjadi saksi dan pelaku dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.

Lahir dari pasangan Raden Latip yang merupakan seorang dokter yang bekerja di Biliton Maatschappij dan Siti Alimah.

Selain menjadi seorang jurnalis, sosok Siti Latifah Herawati Diah juga seorang istri dari mantan Menteri Penerangan Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M. Diah.

 

3 dari 5 halaman

2. Pendidikan

Siti Latifah Herawati Diah

Siti Latifah Herawati Diah berkesempatan mengecap pendidikan tinggi.

Usai dari Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, ia bersekolah ke Jepang di American High School, Tokyo.

Setelah itu, atas dorongan ibunya, Herawati berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada 1941.

 

4 dari 5 halaman

3. Jejak Karier

Siti Latifah Herawati Diah

Siti Latifah Herawati Diah kemudian pulang ke Indonesia pada 1942 dan kemudian bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku.

Herawati lalu menikah dengan Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M. Diah, yang saat itu bekerja di koran Asia Raja.

Lalu pada 1 Oktober 1945, B.M. Diah bersama istrinya, Herawati mendirikan dan mengembangkan Harian Merdeka. Herawati juga terlibat dalam pengembangan harian tersebut.

Pada 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia.

Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 di Bandung, Jawa Barat. The Indonesian Observer bertahan hingga 2001, sedangkan koran Merdeka berganti tangan pada akhir 1999.

 

5 dari 5 halaman

4. Masih Terus Aktif hingga Pengujung Usia

Siti Latifah Herawati Diah, tokoh pers senior Indonesia, wafat di usia 99 tahun.

Di usianya yang sudah senja, Herawati masih aktif menekuni hobinya bermain bridge dua kali seminggu. Bahkan, ia masih mengikuti turnamen bridge.

Ia mengatakan, dengan bermain bridge, kemampuan otak akan terus terasah dan mencegah kepikunan.

Siti Latifah Herawati Diah meninggal pada 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta karena usia yang sudah sepuh dan mengalami pengentalan darah.

Ia pun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, di samping makam suaminya, B.M. Diah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya