6 Pesan Jokowi Untuk TNI-Polri Mulai dari Soal Demokrasi hingga Kuasai Teknologi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa 1 Maret 2022 menyampaikan sejumlah pesan dalam Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 02 Mar 2022, 15:00 WIB
Sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pembukaan Munas IX Korpri Tahun 2022 pada 28 Januari 2022. (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa 1 Maret 2022 menyampaikan sejumlah pesan dalam Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur.

Salah satunya, Jokowi mengingatkan TNI-Polri beserta keluarganya tidak bisa bersikap bebas layaknya masyarakat sipil dalam berdemokrasi. Misalnya, TNI-Polri maupun keluarganya tidak bisa sembarangan mengundang penceramah.

Menurut Jokowi, tentara dan polisi tidak bisa terlibat dalam urusan demokrasi. Hal ini juga harus diterapkan kepada keluarga masing-masing agar memberikan contoh kedisiplinan nasional kepada masyarakat.

"Hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional. Ini bukan hanya bapak/ibu yang kerja, tapi yang di rumah juga sama," ujar Jokowi, Selasa 1 Maret 2022.

Selain itu, Jokowi menekankan anggota TNI-Polri harus memiliki talenta di bidang digital. Mulai dari kemampuan dalam menguasai kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI), digital design, hingga digital marketing.

Berikut sederet pesan yang disampaikan Presiden Jokowi dalam Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Tegaskan Tentara dan Polisi Tidak Bisa Ikut Urusan Demokrasi

Pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN, 16 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa TNI dan Polri tidak bisa terlibat dalam urusan demokrasi. Dia mengingatkan bahwa kedisplinan aparat TNI-Polri sangat berbeda dengan masyarakat sipil biasa.

"Yang namanya disiplin tentara, yang namanya disiplin di kepolisian itu berbeda dengan masyarakat sipil, sangat beda sekali. Tidak bisa yang namanya tentara, yang namanya polisi itu ikut dalam urusan demokrasi," ujar Jokowi dalam Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur, Selasa 1 Maret 2022.

Menurut dia, jajaran TNI-Polri harus memberikan contoh kedisplinan nasional kepada masyarakat. Namun, TNI juga harus membenahi kedisplinannya, salah satunya terkait demokrasi.

"Enggak ada yang namanya bawahan itu merasa bebas, tidak sama dengan atas, eh enggak boleh. Dengan berbicara masalah demokrasi, tidak ada namanya di tentara kepolisian, enggak ada," kata Jokowi.

 

3 dari 8 halaman

2. Minta Kencangkan Kedisiplinan

Presiden Jokowi bocorkan kriteria penghuni ibu kota negara (IKN) Nusantara.

Jokowi meminta TNI-Polri mengencangkan lagi kedisplinan di institusi masing-masing. Bukan hanya para aparat saja, namun TNI-Polri juga harus mengajak keluarga mereka agar bersikap disiplin.

"Hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional," ujar Jokowi.

 

4 dari 8 halaman

3. Minta Keluarga TNI-Polri Tak Sembarang Undang Penceramah

Presiden Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Lokasi Ibu Kota berada di wilayah Kabupaten Pejaman Penajam Pasar utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kaltim. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Kemudian menurut Jokowi, TNI-Polri mau pun keluarganya tidak bisa sembarangan mengundang penceramah. Dia mengatakan, tentara dan polisi tidak bisa terlibat dalam urusan demokrasi. Hal ini juga harus diterapkan kepada keluarga masing-masing agar memberikan contoh kedisiplinan nasional kepada masyarakat.

"Hal seperti ini harus mulai dikencangkan lagi, supaya masyarakat itu melihat dan bisa kita bawa juga ke arah kedisiplinan nasional. Ini bukan hanya bapak/ibu yang kerja, tapi yang di rumah juga sama," kata Jokowi.

"Hati-hati ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinnya harus sama. Enggak bisa ibu-ibu manggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain, manggil penceramah semaunya atas nama demokrasi. Sekali lagi di tentara, polisi, enggak bisa seperti itu," sambungnya.

Dia mengatakan TNI-Polri harus mengkoordinir penceramah yang diundang oleh keluarga mereka. Hal ini untuk mencegah penyebaran paham-paham radikal.

"Makro mikro harus kita urus juga. Tahu-tahu undang penceramah radikal. Nah, hati-hati. Juga hal-hal kecil tapi harus mulai didisplinkan," ucapnya.

 

5 dari 8 halaman

4. Tegaskan TNI-Polri Tak Bisa Tolak Pemindahan IKN ke Kaltim

Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta belanja kementerian dan lembaga serta pemda mengutamakan penyerapan produk-produk dalam negeri saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2020 pada Kamis (22/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Selain itu, kata Jokowi, TNI-Polri tidak bisa menolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur. Terlebih, DPR RI sudah menyetujui rencana pemerintah memindahkan IKN Nusantara.

"Misalnya bicara mengenai IKN, enggak setuju IKN. Itu sudah diputuskan pemerintah dan disetujui DPR. Kalau dalam disiplin TNI-Polri tidak bisa diperdebatkan. Hati-hati dengan ini," kata Jokowi.

 

6 dari 8 halaman

5. Ingatkan TNI-Polri Harus Miliki Talenta Digital

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers terkait Perkembangan COVID-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/1/2022) sore. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Lalu, Jokowi Jokowi menekankan anggota TNI-Polri harus memiliki talenta di bidang digital. Mulai dari kemampuan dalam menguasai kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI), digital design, hingga digital marketing.

"TNI-Polri juga harus memiliki talent digital karena eranya sudah era seperti ini, harus punya, jago-jago AI, cloud computing, digital design, ngerti mengenai masalah blockchain, yang ngerti masalah digital marketing," ucap Jokowi.

Menurut dia, TNI-Polri harus memahami hal-hal tersebut. Pasalnya, kata Jokowi, kejahatan bisa saja bergeser dari konvensional ke hal-hal yang berkaitan dengan digital.

"Kalau penegak hukum Polri tidak ngerti dengan hal-hal yang tadi saya sampaikan gimana? Kejahatan mungkin bergeser dari yang konvensional jadi hal-hal yang berkaitan dengan digital. Dan sekarang sudah terjadi," katanya.

 

7 dari 8 halaman

6. Harapkan TNI-Polri Kuasai Teknologi

Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo berdiskusi dengan masyarakat kreatif Bandung di Simpul Space, BandungSabtu (10/11). Jokowi berdialog dengan masyarakat kreatif Bandung dalam upaya mengembangkan ekonomi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, Jokowi meminta TNI-Polri memiliki talent digital dan menguasai teknologi. Dengan begitu, aparat penegak hukum dapat menumpas kejahatan di bidang digital.

"Mengerti masalah Artificial Intelligence, cloud computing, digital design, digital marketing, blockchain, coding programing. Semua harus dimiliki dan dimulai harus dicari talent-talent digital itu," tutur dia.

"Karena pertarungan kita ke depan adalah teknologi," tegas Jokowi.

8 dari 8 halaman

Poin Penting Pidato Politik Jokowi di HUT ke-49 PDIP

Infografis Poin Penting Pidato Politik Jokowi di HUT ke-49 PDIP. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya