Azis Syamsuddin Tak Ajukan Keberatan Atas Dakwaan Jaksa KPK

Azis Syamsuddin didakwa Stepanus Robin Pattuju sebesar Rp 3.099.887.000 dan USD 36 ribu. Suap berkaitan dengan penanganan perkara korupsi yang ditangani KPK di Lampung Tengah.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 06 Des 2021, 13:40 WIB
Terdakwa eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin saat menjalani sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (6/12/2021). Azis menjalani sidang perdana pembacaan surat dakwaan JPU KPK terkait dugaan suap pengurusan perkara yang sedang ditangani KPK di Lampung Tengah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyatakan tak akan mengajukan eksepsi atau keberatan atas dakwaan tim jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Azis menyatakan menyerahkan sepenuhnya perkara ini kepada tim penasihat hukum.

"Saya sudah membaca dan memahami, dan nanti kami akan berkonsultasi dengan penasihat hukum untuk menjawab dalam bentuk pembelaan," ujar Azis Syamsuddin di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (6/12/2021).

Sementara tim penasihat hukum Azis menyatakan pihaknya tidak bersedia menggunakan hak eksepsi.

"Setelah kami berdiskusi dengan saudara terdakwa terkait dakwaan ini, kami menyatakan tidak menggunakan hak eksepsi dalam perkara ini, dan bisa dilanjutkan dalam pemeriksaan pembuktian," kata tim Penasihat Hukum Azis Syamsuddin.

Sementara tim jaksa KPK menyatakan belum menyiapkan saksi untuk dihadirkan hari ini. Jaksa baru mengetahui jika Azis enggan menggunakan hak eksepsi.

"Kami baru mengetahui secara pasti bahwa terdakwa maupun penasihat hukum terdakwa tidak melakukan eksepsi, tentunya kami tidak menyiapkan saksi untuk hari ini," kata Jaksa.

Azis Syamsuddin didakwa Stepanus Robin Pattuju sebesar Rp 3.099.887.000 dan USD 36 ribu. Suap berkaitan dengan penanganan perkara korupsi yang ditangani KPK di Lampung Tengah.

Jaksa KPK menyebut, Azis menyuap Robin dan pengacara Maskur Husain dengan tujuan agar Robin dan Maskur membantu mengurus kasus yang melibatkan Azis dan Aliza Gunado terkait penyelidikan KPK di Lampung Tengah.

 

 

2 dari 2 halaman

Suap Terkait Pengurusan DAK APBN-P Kabupaten Lampung Tengah

Dalam dakwaan disebutkan sejak 8 Oktober 2019, KPK menyelidiki dugaan adanya tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji terkait pengurusan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN-P Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran 2017.

KPK mengeluarkan Surat Perintah Penyelidikan Nomor: Sprin.Lidik-45/ 01/ 02/ 2020 tanggal 17 Februari 2020, dimana diduga ada keterlibatan Azis dan Aliza Gunado sebagai pihak penerima suap.

"Bahwa mengetahui dirinya (Azis) dan Aliza Gunado ikut diduga sebagai pelaku tindak pidana korupsi penerimaan hadiah atau janji terkait pengurusan DAK APBN-P Kabupaten Lampung Tengah, Terdakwa kemudian berusaha agar dirinya dan Aliza Gunado tidak dijadikan tersangka oleh KPK, dengan berupaya meminta bantuan kepada penyidik KPK," kata Jaksa KPK.

"Oleh karenanya Terdakwa (Azis) lalu meminta bantuan Agus Supriyadi (polisi) untuk dikenalkan dengan penyidik KPK, dan akhirnya Agus Supriyadi berhasil mengenalkan Stepanus Robin Pattuju kepada terdakwa," kata Jaksa KPK.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya