Tolong, Korban Banjir Bandang di Kampung Bangkonol Garut Kelaparan dan Tersiksa

Sejak musibah alam itu menerjang kampung mereka belum ada satu pun petugas dari instansi pemerintah mendatangi kampung mereka untuk memberikan bantuan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 29 Nov 2021, 12:45 WIB
Ratusan hektar lahan di kawasan Bangkonol rusak setelah terkena terjangan banjir bandang di wilayah Kecamatan Sukawening, Garut, Jawa Barat kemarin. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Nestapa warga Kampung Bangkonol, Kecamatan Sukawening, Garut, Jawa Barat yang menjadi korban banjir bandang bertambah. Mereka, belum mendapatkan bantuan logistik.

Mereka terpaksa mengonsumi makanan seadanya, dan memilih membersihkan material setelah banjir bandang, secara manual dengan peralatan seadanya.

Kundang Rosidin, salah waktu warga Kampung Bangkonol, mengaku prihatin akibat tidak adanya bantuan yang masuk hingga Minggu petang.

“Kami tersiksa dan kelaparan karena hingga kini ada instansi terkait mengunjungi kami,” ujarnya Ahad (28/11/2021) petang.

Menurutnya, sejak musibah alam itu menerjang kampung mereka belum ada satu pun petugas dari instansi pemerintah mendatangi kampung mereka untuk memberikan bantuan.

“Saya tunggu hingga petang ini, kampung jelas belum ada bantuan yang masuk,” ujarnya.

Padahal upaya membersihkan material sisa banjir bandang ini tidaklah mudah, membutuhkan peralatan yang memadai terutama lumpur yang menggenangi lahan pertanian milik warga.

“Kalau pakai peralatan seadanya lama, kita juga kelelahan, mohon kepada pemerintah kami juga untuk diperhatikan,” kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Gotong Royong

Sejumlah fasilitas umum di Kecamatan Sukawening, Garut, Jawa Barat, seperti jembatan rusak setelah diterjang banjir bandang petang kemarin. (liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Untuk membersihkan material banjir bandang yang menerjang kampung mereka, puluhan warga yang berprofesi sebagai petani padi tersebut, terpaksa bahu membahu secara gotong royong membersihkan material sejak pagi tadi.

“Kami terpaksa membersihkan sisa banjir masyarakat menggunakan tangan dan alat seadanya,” ungkap dia.

Untuk menghindari kecemburuan sesama warga terdampak banjir bandang, Kundang berharap petugas penanggulangan segera memberikan bantuan bagi kampung mereka.

“Jangan dilihat dampak besar atau kecil, tapi lihatlah kami sama-sama korban banjir yang memerlukan bantuan baik logistik maupun bantuan teknis,” pinta dia dengan merana.

Sebelumnya, Wakil Bupati Helmi Budiman menyatakan, melihat besarnya dampak yang ditimbulkan setelah musibah banjir bandang, Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, segera menetapkan status tanggap darurat, dalam penanganan musibah banjir bandang di dua kecamatan Karangtengah dan Sukawening.

“Ini jelas, saya kira sebentar lagi bapak bupati akan segera tandatangani (status), ataupun mungkin saya yakin sudah ditandatangani,” ujarnya.

Total sebanyak 312 Kepala Keluarga di dua kecamatan ikut terdampak musibah itu.  Rinciannya, sekitar 200 kepala keluarga di Kecamatan Karang Tengah, dan 112 Kepala keluarga di Kecamatan Sukawening.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya