Kunjungi Gudang Bulog Cirebon, DPR Pastikan Stok Beras Nasional Aman

Stok beras yang dikuasai oleh Bulog sampai saat ini mencapai 1,3 juta ton.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Nov 2021, 20:15 WIB
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima memastikan stok beras nasional jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) dalam jumlah yang aman.

Kepastian itu didapatkannya setelah melakukan kunjungan kerja spesifik masa persidangan II ke Gudang Bulog di Cirebon, Jawa Barat pada 19-21 November 2021.

"Kita sudah liat langsung bersama di Gudang Bulog Cirebon, stok beras yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, dan kurang lebih di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia juga dengan kondisi yang sama. Jadi masyarakat tidak perlu panik terkait kebutuhan akan beras ini saat Nataru," kata Aria Bima dalam keterangan tertulis, Senin (22/11/2021).

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, stok beras yang dikuasai saat ini mencapai 1,3 juta ton.

Perum Bulog pun sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajarannya untuk menyiapkan stok beras dan kebutuhan pangan lainnya agar selalu tersedia bagi masyarakat.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras dan pangan lainnya tersedia di masyarakat walau ada lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersedian pangan tersebut," ujar Suyamto.

Suyamto pun memastikan seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal, baik secara online maupun offline.

"Juga outlet-outlet milik Perum Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Anggaran Bulog

Dua pekerja mengecek beras milik Perum Bulog di kawasan Pulo Mas, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Kementan kembali memastikan bahwa meski tengah dilanda pandemi Covid-19 pasokan beras hingga akhir tahun masih ada stok beras sebanyak 7,1 juta ton. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara anggota Komisi VI Herman Khaeron menegaskan keberadaan Bulog harus lebih diperkuat. Salah satunya melalui keberadaan anggaran belanja negara karena statusnya sebagai Perum dan tidak bisa dikomersialisasi.

Kemudian, harus ditopang oleh APBN untuk operasionalnya. Lalu harus ada outletnya sebagai buffer stock nasional dan perlu ada pengeluaran.

"Nah ini yang harus dicermati dan harus menjadi dukungan di DPR Komisi VI dan di Komisi lainnya. DPR secara umum harus memberikan dukungan kepada Bulog agar statusnya kembali kepada status semula sebagai buffer stock nasional yang outletnya jelas," tutur Herman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya