Ingin Dapat Pengakuan Internasional, Taliban Berkunjung ke Rusia

Delegasi Taliban mengunjungi Rusia, motifnya agar dapat pengakuan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Okt 2021, 17:03 WIB
Vladimir Putin mengendarai kuda di dalam fasilitas pelatihan di Moskow, Rusia, dengan diapit oleh para polisi wanita dari Resimen Polisi Operasional Pertama (1st Operational Police Regiment) pada hari Kamis, 7 Maret 2019. (Mikhail Metzel/TASS)

Liputan6.com, Moskow - Delegasi Taliban telah berangkat ke Moskow untuk konferensi dengan pemerintah Rusia. Taliban berharap pemerintahan mereka di Afghanistan mendapat pengakuan internasional. 

"Kami berharap pertemuan ini menghasilkan langkah-langkah baik secara politik sebagaimana kita melangkah menuju pengakuan Emirat Islam Afghanistan oleh negara-negara lain," ujar deputi menteri informasi dan budaya Zabiullah Mujahid, dilansir Tolo News, Selasa (19/10/2021).

Rombongan yang berangkat dari Afghanistan dipimpin oleh Abdul Salam Hanafi, deputi kedua perdana menteri. (Plt.) Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttqqi juga ikut, serta beberapa menteri lainnya.

Rusia juga turut mengundang perwakilan-perwakilan negara asing, seperti AS, China, Pakistan, Iran, dan India.

Taliban sebetulnya ilegal di Rusia. Rencananya, diskusi akan digelar pada 20 Oktober 2021 dalam pertemuan Moscow Format. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

AS Tolak Ikut Forum Diskusi di Moscow

Delegasi Taliban Shahabuddin Delawar (kiri), Mullah Abdul Ghani Baradar, dan Khairullah Khairkhwa (kanan) bertemu diplomat asing di Doha, Qatar, Selasa (12/10/2021). Taliban mencari pengakuan serta bantuan untuk menghindari bencana kemanusiaan usai kembali berkuasa di Afghanistan. (KARIM JAAFAR/AFP)

Amerika Serikat tidak akan bergabung dalam pembicaraan tentang Afghanistan yang diselenggarakan oleh Rusia, kata Departemen Luar Negeri AS.

"Kami tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan di Moskow bersama Taliban," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan dalam konferensi pers, seperti dilansir news.cn, Selasa (19/10/2021).

"Troika-plus telah menjadi forum yang efektif dan konstruktif. Kami berharap dapat terlibat dalam forum itu di masa mendatang, tetapi kami tidak dalam posisi untuk ambil bagian minggu ini."

Price mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak dapat bergabung dalam pembicaraan karena kesulitan logistik, menambahkan bahwa pihak AS mendukung proses tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Antony Blinken di kemudian hari mengumumkan bahwa Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad akan meninggalkan jabatannya dan akan digantikan oleh wakilnya Thomas West.

Kepergian Khalilzad, yang menjabat sebagai utusan khusus untuk Afghanistan di bawah presiden Donald Trump dan Joe Biden, terjadi kurang dari dua bulan setelah penarikan AS dari negara itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya