15 Oktober 1973: Dalai Lama Berkunjung ke Inggris Untuk Pertama Kali

Untuk meningkatkan kepuasan spiritual dengan para pemimpin spiritual lainnya, Dalai Lama mengunjungi Inggris.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2021, 06:00 WIB
Chip Somodevilla

Liputan6.com, London - Pemimpin spiritual umat Buddha Tibet, Dalai Lama, telah tiba di Inggris untuk memulai tur 10 hari di mana dia akan mengucapkan sumpah kepada orang-orang yang menginginkannya.

Ini adalah pertama kalinya dia ke Inggris. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari tur Eropa yang dimulai dengan pertemuan antara pemimpin spiritual dan Paus Paulus V di Vatikan di Roma.

Kunjungan tersebut juga menjadi pertemuan pertama antara Dalai Lama dan Paus Paulus. Paus mengatakan, dia berharap tur itu akan menjadi kesempatan untuk kepuasan spiritual.

Selama masa tinggalnya, pria berusia 38 tahun itu diharapkan bertemu dengan Uskup Agung Canterbury, Dr Michael Ramsey, dan berbicara dengan banyak pengikutnya termasuk sebuah kelompok di Biara Sutton Courtenay.

Pemimpin Buddhis itu mengatakan, dia ingin bertemu orang-orang dalam perjalanannya yang berpikir mendalam tentang masalah umat manusia dan mengatakan pesannya kepada umat Buddha Inggris adalah bahwa mereka harus mengembangkan kasih sayang, seperti dikutip dari BBC, Kamis (14/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bukan Kunjungan Politik

Permimpin spiritual Tibet, Dalai Lama (AP/Matt Dunham)

Tenzin Gyatso, Dalai Lama XIV, bersikeras bahwa kunjungannya bukan untuk keuntungan politik.

Dia telah tinggal di pengasingan di India sejak 1959. Dia meninggalkan negara asalnya setelah pemberontakan yang gagal melawan China di Tibet.

Ditanya pada kedatangannya apakah dia berharap untuk kembali ke Tibet setelah 14 tahun pengasingan di India, dia berkata: "Perjalanan saya bersifat non-politik".

"Saya telah mengembangkan rasa hormat terhadap mantan musuh saya. Dalam otobiografi saya, saya mengomentari Ketua Mao. Saya sangat menyukainya dan sangat mengaguminya" tambahnya.

Pada 1972, India mengumumkan bahwa China harus memutuskan nasib Tibet dan bukan rakyat Tibet. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hubungan China-India.

Seorang diplomat Tibet saat ini sedang mendiskusikan kemungkinan Dalai Lama kembali ke Tibet. Dia akan dilucuti dari semua kekuatan politik tetapi mempertahankan kepemimpinan spiritualnya sebagai umat Buddha.

 

Reporter: Cindy Damara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya