Batik Ramah Lingkungan Dengan Pewarna Lumpur Bikin Takjub Gus Yasin

Ketertarikan tersebut terlihat saat Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, berkunjung ke Batik Widji Astuti untuk melihat langsung produksi batik ramah lingkungan

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2021, 18:50 WIB
Perajin batik sedang menyelesaikan proses pembuatan batik tulis di Sanggar Batik Kembang Mayang, Larangan, Tangerang, Banten, Minggu (19/7/2020). Rata-rata, lama pembuatan untuk selembar batik tulis adalah sekitar sebulan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Semarang - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengaku tertarik dengan batik yang menggunakan pewarna alami berupa lumpur karena mempunyai ciri khas, sedangkan limbah produksinya tidak mencemari lingkungan.

Ketertarikan tersebut terlihat saat Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, berkunjung ke Batik Widji Astuti untuk melihat langsung produksi batik ramah lingkungan di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Sabtu (2/10/2021).

"Pewarna alam dari lumpur ini, Bu Widji terinspirasi dari orangtuanya. Jadi katanya dulu, setiap orang tuanya pulang dari sawah, celananya selalu ada sisa lumpur dan 'ngecap'. Akhirnya dia ambil (idenya) dan dikemas. (Ini) aman dan ramah lingkungan, saya beli satu tadi," katanya.

Gus Yasin mengimbau perajin batik yang belum memiliki sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) segera membuatnya.

Ia juga melarang mereka membuang limbah batik di sungai, khususnya yang menggunakan pewarna sintetis.

"Untuk perajin batik lainnya, untuk (yang menggunakan, red.) pewarna alam tidak masalah, tapi kalau yang menggunakan pewarna sintetis tidak boleh dibuang di sungai, harus ada IPAL-nya," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Batik dan IPAL

Widji Astuti mengaku senang dikunjungi langsung oleh orang nomor dua di Jawa Tengah itu.

Ia mengatakan kunjungan tersebut memberikan dorongan semangat untuk berkarya lebih besar lagi.

"Saya senang, dan tidak menyangka bisa dikunjungi oleh Pak Taj Yasin. Ini menjadikan semangat bagi saya untuk terus maju," katanya.

Gus Yasin mengimbau perajin batik yang belum memiliki sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) segera membuatnya.

Ia juga melarang mereka membuang limbah batik di sungai, khususnya yang menggunakan pewarna sintetis.

"Untuk perajin batik lainnya, untuk (yang menggunakan, red.) pewarna alam tidak masalah, tapi kalau yang menggunakan pewarna sintetis tidak boleh dibuang di sungai, harus ada IPAL-nya," ujarnya.

Widji Astuti mengaku senang dikunjungi langsung oleh orang nomor dua di Jawa Tengah itu.

Ia mengatakan kunjungan tersebut memberikan dorongan semangat untuk berkarya lebih besar lagi.

"Saya senang, dan tidak menyangka bisa dikunjungi oleh Pak Taj Yasin. Ini menjadikan semangat bagi saya untuk terus maju," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya