21 September 2021: Total 229 Juta Kasus COVID-19 di Dunia, Malaysia Tembus 2,1 Juta

Kasus COVID-19 di Malaysia terpantau masih parah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Sep 2021, 10:30 WIB
Seorang siswa sekolah menengah menerima dosis vaksin Pfizer terhadap penyakit coronavirus (COVID-19) di pusat vaksin di Shah Alam, Malaysia, Senin (20/9/2021). (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kasus COVID-19 di dunia mencapai 229 juta per Selasa (21/9/2021). Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 16,6 juta kasus baru dalam 28 hari terakhir.

Kasus di Amerika Serikat masih yang tertinggi di dunia dengan 42,2 juta kasus. Sekitar 10 persen dari kasus baru muncul dalam 28 hari terakhir, yakni 4,29 juta.

Negeri jiran Malaysia juga tetap mencatat kenaikan kasus yang jauh lebih tinggi dari Indonesia. Total kasus harian di Malaysia mencapai 14 ribu pada Senin kemarin, sementara Indonesia hanya 1.932, meski jumlah "suspek" mencapai 340 ribu kasus.

Vaksinasi COVID-19 masih terus digencarkan di berbagai negara. Di AS, kasus baru Virus Corona COVID-19 ditenggarai akibat orang yang belum divaksin.

Presiden Joe Biden ingin segera ada vaksin booster, tetapi panel penasihat BPOM AS hanya menyarankan booster bagi lansia, tenaga kesehatan, serta orang dengan penyakit bawaan.

Total vaksinasi di dunia kini mencapai 5,9 miliar dosis. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Vaksin Booster di Indonesia

Antrean warga Kelurahan Gedong untuk penyuntikkan vaksin COVID-19 di Jakarta, Rabu (23/6/2021). World Health Organization mengatakan vaksin Covid-19 masih menjadi cara yang ampuh untuk memerangi varian virus corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menanggapi terkait penting atau tidaknya kebutuhan booster vaksin COVID-19 bagi masyarakat umum. Ia melihat dari dua sisi yang berbeda, terlebih lagi cakupan vaksinasi sekarang masih harus dikejar.

"Untuk booster gimana? Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right, but ethically wrong (booster secara medis tepat, tapi etikanya keliru--untuk saat ini)," terang saat acara Wealth Class - How To Live With COVID-19 In The Long Run baru-baru ini.

"Memang benar, kalau kita booster ya antibodi naik. Sementara itu, kalau saya ditanya juga soal booster, kita baru vaksinasi 75 juta orang dari 208 target. Artinya, ada 125 juta rakyat Indonesia yang belum seberuntung kita dapat suntik pertama."

Menilik kondisi saat ini, yang mana orang ingin berlomba-lomba booster, menurut Budi Gunadi Sadikin belum perlu. Pemerintah baru memperuntukkan booster vaksin bagi para tenaga kesehatan untuk menambah perlindungan berhadapan menangani pandemi.

"Masa kita mengambil jatah Saudara-saudara yang belum mendapatkan vaksin. Is it ethically? Even mau bayar mencari sumber vaksin, mereka banyak yang belum mendapatkan dosis pertama," ucapnya.

 

Baca selengkapnya...

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

Infografis 4 Kriteria Kontak Erat Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya