IHSG Menghijau, Investor Asing Buru Saham BBCA hingga ASII

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,08 persen ke posisi 6.094,14 pada pra pembukaan perdagangan Rabu, 25 Agustus 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 25 Agu 2021, 11:03 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal sesi perdagangan Rabu (25/8/2021). Pergerakan IHSG ini ikuti wall street yang perkasa. Sedangkan investor asing melakukan aksi jual saham.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG naik 0,08 persen ke posisi 6.094,14. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,22 persen ke posisi 6.103. Indeks LQ45 naik 0,07 persen ke posisi 856,46. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.

Awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.117,91 dan terendah 6.093,09.  Sebanyak 264 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 130 saham melemah dan 182 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 277.461 kali dengan volume perdagangan 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 112,72 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.390.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali indeks sektoral IDXinfrastruktur turun 0,45 persen. Sementara itu, indeks sektoral saham IDXtechno naik 1,84 persen, indeks sektoral IDXtrans menguat 1,37 persen dan IDXindustry menanjak 1,1 persen.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Top Gainers dan Losers

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang catat top gainers antara lain:

-Saham ZBRA naik 21,20 persen

-Saham BIMA naik 20,17 persen

-Saham MAPB naik 17,83 persen

-Saham WEHA naik 13,59 persen

-Saham JAWA naik 12,60 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham SOFA turun 9,89 persen

-Saham UVCR turun 9,48 persen

-Saham DIGI turun 6,94 persen

-Saham COCO turun 6,90 persen

-Saham BMSR turun 6,82 persen

3 dari 4 halaman

Aksi Investor Asing

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 28,9 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 17,6 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 5,9 miliar

-Saham WIKA senilai Rp 5,4 miliar

-Saham ASII senilai Rp 4,1 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham INKP senilai Rp 10,8 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 8,5 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 7,5 miliar

-Saham JPFA senilai Rp 4,6 miliar

-Saham EMTK senilai Rp 2,9 miliar

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng turun 0,49 persen. Indeks Korea Selatan Kospi susut 0,31 persen. Selain itu, indeks Shanghai mendaki 0,03 persen, indeks Singapura menanjak 0,21 persen dan indeks Taiwan menguat 0,75 persen.

Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia akibat aksi beli pada penutupan (market on close) mendorong IHSG dari minus 0,8 persen menjadi minus 0,3 persen.

Pasar terus gelisah dengan kemungkinan tapering the Federal Reserve pada akhir tahun. Namun, rupiah menguat menjadi 14.370 di tengah berita Bank Indonesia (BI) akan memperpanjang pembelian obligasi hingga 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya