Kemenperin Pacu Daya Saing IKM Olahan Porang Lewat pendampingan

Kemenperin sedang menyiapkan skema untuk mengembangkan produk turunan olahan porang melalui koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Agu 2021, 19:30 WIB
Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan, kemenperin terus melakukan pendampingan kepada IKM yang fokus kepada pengolahan porang. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong potensi pengembangan industri pengolahan porang melalui pendampingan pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Industri pengolahan porang merupakan salah satu sektor yang tumbuh positif dan mampu merambah pasar ekspor di tengah tekanan pandemi.

Program pendampingan dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo terkait pengolahan porang di Indonesia. Beberapa waktu lalu, tim Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin melakukan kunjungan kerja di industri yang telah memproduksi tepung porang, PT. Hayumi Agro Indonesia (HAI) di Gresik, Jawa Timur.

“Tepung porang hasil produksi PT HAI ini telah diekspor ke China,” kata Plt Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Minggu (22/8/2021).

Kapasitas produksi PT. HAI mencapai 2 ton per hari tepung porang, dengan menggunakan bahan baku chip porang sebanyak 3 ton.

Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2018 ini mengambil bahan baku porang dari Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun data rendemen porang dari chip porang menjadi tepung porang dengan rendemen hingga 70 persen.

Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Riefky Yuswandi mengungkapkan, produksi PT HAI saat ini terkendala oleh injeksi teknologi yang belum dimiliki perusahaan untuk pemurnian glukomanan dari umbi porang.

Akibatnya, perusahaan hanya mampu menghasilkan tepung porang dengan kandungan hingga 70 persen glukomanan, sedangkan kandungan glukomanan yang dimiliki oleh produsen glukomanan di China telah mencapai lebih dari 90 persen.

“Kandungan glukomanan inilah yang bernilai ekonomi tinggi karena dapat dijadikan bahan baku berbagai macam produk,” ujarnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Sentra Olahan Porang

Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan, kemenperin terus melakukan pendampingan kepada IKM yang fokus kepada pengolahan porang. (Dok Kemenperin)

Di samping itu, Ditjen IKMA sedang menyiapkan skema untuk mengembangkan produk turunan olahan porang melalui koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, terkait penetapan klaster prioritas pengembangan budidaya porang.

Reni mengungkapkan, tiga daerah potensial untuk pengembangan komoditas porang antara lain Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten; Kabupaten Tabanan, Bali; dan Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Proses pengembangan industri pengolahan porang di tiga daerah tersebut rencananya menggunakan Dana Alokasi Khusus tahun 2022.

Selanjutnya, Ditjen IKMA akan menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dalam menyiapkan pilot project di Kabupaten Madiun.

“Peran Ditjen IKMA yaitu melakukan pendampingan IKM pengolahan porang yang berlokasi di sentra IKM, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi melalui program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan, pengembangan produk turunan porang melalui pengembangan inovasi IKM, serta promosi melalui pameran, marketplace, link and match,” ungkap Reni.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya