Cerita di Balik Baju Adat Suku Baduy yang Dipakai Jokowi, Harganya Cuma Rp300 Ribu

Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Suku Baduy saat Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021).

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 16 Agu 2021, 18:00 WIB
Presiden Joko Widodo saat tiba menghadiri Sidang tahunan MPR RI 2021 di Gedung Nusantra, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021). Jokowi mengenakan pakaian adat Baduy bewarna hitam lengkap dengan penutup kepala bewarna biru dan memakai tas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Lebak - Baju Jamang Sangsang, baju adat Suku baduy yang dikenakan Presiden Jokowi saat Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8/2021), ternyata tak mahal, harganya hanya Rp300 ribu. Harga itu sudah termasuk aksesoris ikat kepala dan tas koja yang dipakai Presiden Jokowi.

Jaro Saija, orang yang dipercaya menyiapkan baju Suku Baduy untuk Presiden Jokowi merinci, baju itu bisa didapat dengan harga hanya Rp200 ribu. Sementara ikat kepala dan tas koja masing-masing harganya Rp50 ribu.  

"Baju harganya Rp 200 ribu. Bangga, itu bagus betul, membuktikan jika RI 1 peduli ke masyarakat Baduy," kata Jaro Saija, Senin (16/8/2021).

Jaro menceritakan, jauh-jauh hari, utusan presiden datang ke rumahnya memesan baju Jamang Sangsang. Saija lalu meminta perajin yang merupakan warga asli Baduy, untuk membuatkan baju pesanan itu khusus untuk Presiden Jokowi. Pada Kamis, 12 Agustus 2021, utusan itu datang lagi untuk mengambil pesanannya.

"Kamis kemarin ajudannya ke sini, sebelumnya sudah pesan barang itu, baju, iket (kepala), golok dan koja," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Warga Baduy Bangga

Secara lengkap, pakaian adat Baduy itu bernama Jamang Hideung Kancing Batok, yang setiap hari dipakai Suku Petapa. Pakaian tersebut, kata Saija memiliki makna persatuan melalui lomar atau ikat kepala yang dipakai.

"Harapan kami, mudah-mudahan semuanya terikat, tenteram, sejahtera, subur makmur gemah ripah loh jinawi, soalnya ikat itu lambang, lambang supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang," ujarnya.

Warga Baduy pun mengaku bangga pakaian adatnya digunakan oleh orang nomor satu di Republik Indonesia itu saat Sidang Tahunan MPR.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya